KATA PENGANTAR
Segala puji syukur
saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya saya
dapat membuat makalah ini.
Makalah ini, saya buat sebagai tugas
Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan. Dalam makalah ini berisi resume dan ringkasan
buku pendidikan jarak jauh, beserta analisis buku pendidikan jarak jauh
menggunakan beberapa buku-buku pendidikan jarak jauh lain yang digunakan
sebagai pembanding buku yang saya resume dan ringkas tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi pedoman untuk orang lain, terutama mahasiswa jurusan pendidikan
luar sekolah dalam mata kuliahPengantar Ilmu Pendidikan. Saya pun
meminta maaf apabila dalam makalah ini
masih terdapat salah kata, isi dan lain-lain. Kritik dan Saran dari
Dosen, dan teman-teman semua tetap kami harapkan guna perbaikkan dan
penyempurnaan makalah saya selanjutnya.
Jakarta, 8 Januari 2012
PENULIS
Daftar Isi
BAB 1. Pendahuluan dan Resume Buku
1.1 Latar Belakang Pendidikan Jarak Jauh
Pertumbuhan
penduduk yang meningkat dan perkembangan ekonomi serta teknologi, membawa
dampak perubahan dalam pendidikan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.Contoh
inovasi yang mengiringi perubahan tersebut adalah dengan dibukanya kelas
internasional, dibukanya cabang institusi besar di beberapa negara,
diversifikasi bidang ilmu yang diselenggarakan sesuai minat komunitas lokal, dan lain-lain.
Pendidikan
merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM.Akses setiap guru untuk
meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti perkuliahan di pendidikan tinggi
harus dibuka seluas-luasnya karena pendidikan merupakan hak asasi warganegara.Pendidikan
adalah kunci untuk menciptakan, mengadaptasi dan menyebarkan ilmu
pengetahuan.Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) merupakan sistem
yang menggabungkan konsep pendidikan terbuka dengan metode pendidikan secara
jarak jauh.Konsep pendidikan terbuka (open education atau open learning). Dan juha PJJ merupakan inovasi komprehensif
dalam sejarah modern pendidikan. Pada dasarnya
merupakan suatu tujuan atau cita-cita kebijakan mengenai sistem pendidikan.
Konsep ini menekankan pentingnya keluwesan sistem, terutama dalam meniadakan
kendala tempat, waktu, dan aspek yang disebabkan oleh karakteristik mahasiswa
seperti misalnya keadaan ekonomi (Bates, 1995).
Perkembangan pemikiran tentang PJJ sebagai alternatif
metode pendidikan, perkembangan ideologi mengenai pentingnya interaksi dalam
PJJ untuk menjamin kualitas pendidikan yang tinggi, serta pengaruh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat yang memungkinkan
tercapainya suatu sistem pendidikan tanpa restriksi dan oleh karenanya menjadi
lebih terbuka. Apapun bentuk program yang diselenggarakan, syarat utama agar
program-program tersebut memenuhi kebutuhan/selera pasar adalah masalah
ketersediaan dan kemudahan akses.Namun hal ini bukanlah tanpa kendala.Kendala
terbesar adalah masalah biaya sebagai contoh pasar di suatu tempat membutuhkan
adanya program studi tertentu misalnya teknologi informasi tetapi institusi
pendidikan lokal tidak memiliki program tersebut. Biaya tinggi tersebut
diakibatkan oleh komponen-komponen seperti Sumber Daya Manusia yang harus
didatangkan dari daerah lain, sarana prasarana, penyerapan teknologi (melalui
pelatihan-pelatihan dll),perawatan/operasional, dan lain-lain.Teknologi
komunikasi yang semakin pesat dan murah dapatdijadikan salah satu alternatif solusi
untuk memecahkan permasalahan di atas.Pada contoh di atas permasalahan dapat
diatasi dengan pendidikan jarak jauh dengan mengurangi frekuensi tatap muka.Hal
ini pernah dilakukan di Indonesia melalui Universitas Terbuka.
1.2 Resume dan Ringkasan Buku Pendidikan Jarak Jauh
BAB I. APA DAN MENGAPA PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Pendahuluan
Perkembangan
dunia ini telah menumbuhkan
keperluan terhadap digunakannya pendekatan pendidikan lain disamping pendekatan
konvensional tatap muka. Pendidikan lain iu adalah pendidan jarak jauh (PJJ)
yang pada mulanya hanya dikenal dengan satu nama, yaitu pendidikan
korespondensi. Pendidikan ini biasanya muncul sebagai hasil dari kebutuhan
khusus yang berhubungan dengan pendidikan umum, pelatiha, pengembangan profesi,atau
kebutuhan kelompok. Sasaran didik pendidikan korespondensi beragam menurut
negara, lokasi, kebutuhan, dan jasa. Ada beberapa istilah yang selama ini
digunakan dilar pendidikan korespondensi yaitu, belajar mandiri, pendidikan
terbuka, PJJ, dan lain – lain. Bahasa tulisannya pada umumnya merupakan media
yang paling sering digunakan. Beberapa mata pelajaran menggunakan buku,
sedangkan mata pelajaran lain menggunakan kaset atau radio atau kombinasi dari
buku dan kaset. Dalam sisitem PJJ terdapat beberapa subsistem penting seperti:
pengembangan bahan ajar, reproduksi bahan ajar, distribusi, media komunikasi,
pengujian, siswa, kegiatan instruksional, logistik dan jaminan kualitas.
b.
Pengertian Pendidikan Jarak Jauh
Beberapa
ahli telah mencoba mendefinisikan PJJ menurut sudut pandang masing–masing.
Menurut Wilbur Schramm (1981:1) PJJ ialah pengajaran jarak jauh
menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar diluar ruang
kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan keahlian mengajar
secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh guru dan
sekolah mana pun. Tiga tokoh lain ,Mackenzie, Postage, dan Schupham (1975:15). PJJ adalah
suatu ide menciptakan kesempatan belajar bagi orang-orang yang terhalang untuk
memasuki sekolah biasa, karena berbagai alasan seperi keterbatasan memperoleh
pendidikan formal, keterbatasan lowongan tempat duduk, keterbatasan biaya,
tinggal didaerah terpencil, bekerja dan kebutuhan lainnya.
Pengunaan
bahan cetak merupakan unsur utama daam kebanyakan sistem PJJ, namun PJJ tidak
boleh disamakan sebagai pendidikan surat – menyurat. Dalam dasawarsa terakhir
PJJ banyak menggunakan media instruksional seperti, radio, TV, pita
video, telepon, dan komputer bersama-sama dengan bahan cetak. Dengan cara tersebut,
PJJ dapat menggantikan dengan baik bagian terbesar pengajaran tatap muka
konvensional. Bentuk PJJ lama yang masih bertahan hingga
sekarang ialah pendidika dengan korepondensi yang sangat mengandalkan media
cetak.Nekwenya (1984:203) mengemukakan 6
gambaran pokok PJJ yaitu:
1.
Adanya dua atau lebih pihak yang mengadakan kontak melalui sistem
kendali jarak jauh.
2.
Adanya hubungan tatap muka satu-satu dengan siswa dalam bentuk
bantuan, bimbingan, dan pelatihan individual.
3.
Adanya suatu komunikasi duaarah yang teroganisasi untuk
menghubungkan dua tempat atau lebih yang berjauhan.
4.
Tidak didominasi oleh pengajaran tatap muka.
5.
Menggunakan aspek-aspek komunikasi, sosial, dan pedagogi.
6.
Menuntut disiplin diri yang tinggi dan kegiatansiswa yang maksimum
untuk berhasil.
c.
Keterbatasan Pendidikan Jarak Jauh
Tak
ada gading yang tak retak, penyelenggaraan PJJ pun bukan tanpa keterbatasan.
Pertama, problematik awal yang harus dihadapi oleh setiap pengelola saat
pertama kali memperkenlakan sistem PJJ, seringkali mayarakat menanggapinya
dengan penuh kecurigaan atau menganggapnya sebagai cara belajar kelas dua.
Kedua, PJJ membutuhkan displin diri seorang siswa lebih tinggi daripada
pendidikan tatap muka.Ketiga, bahwa jumlah siswa yang putus sekolah di PJJ
selalu lebih banyak daripada siswa yang belajar tatap muka.Keempat,
pengembangan paketistruksional yang efektif tidak mudah dilakukan karena
diperlukan keahlian khusus, sedangkan ahli yang khusus itu seringkali terbatas
jumlahnya. Kelima, baayak faktor lain seperti usia siswa, pengetahuan,
pengalaman bekerja, dan belajar, serta, kesukaan akan media yang digunakan
untuk mempengaruhi belajar melalui PJJ.
BAB II. BEBERAPA HAL POKOK MUTAKHIR YANG MENJADI BAHAN DISKUSI DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Kesempatan dan Pemerataan
Penyediaan
pendidikan masih merupakan tantangan utama bagi negara berkembang.Di beberapa
negara masih banyak orang yang membutuhkan pendidikan dibandingkan dengan
tempat tersedia, PJJ pun dapat mengatasinya.Kebutuhan yang dapat dipenuhi PJJ
tidak saja pendidikan bagi masyarakat pada uumya, tetapi juga pendidikan
orang-orang di tingkat dasar. Kebutuhan yang tampaknya tidak secara
efektif dapat ditangani PJJ adalah
pengajaran langsung bagi anak-anak ditingkat SD dalam skala besar dan
berkelanjutan.
b.
Alternatif Lawan
Komplementer
Bila
ditelusuri dari awal, pertimbangan penggunaan PJJ itu jelas karena masalah
pendidikan biasa. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sangat banyaknya
calon siswa, tersebarnya tempat tinggal calon siswa, tidak mudahnya
transportasi yang dapat digunakan siswa untuk pulang-balik dari tempat mereka
ke ruang kelas dan pekerjaan siswayang tidak dapat sering ditinggalkan.
BAB III. PENGGUNAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH DALAM PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL
a.
Penerapan PJJ bagi Pendidikan Nonformal
Jenis-jenis
pendidikan nonformal yang ditawarkan melalui program jarak jauh benar-benar
sangat luas dan membuat kesempatan yang leluasa bagi masyaraat untuk terus
memperbaharui dan menambah pengetahuan dan ketrampilan sesuai minat dan
kebutuhan hidupnya.PJJ merupakan jalan keluar yang dapat ditempuh daripada
membangun lebih banyak lembaga pendidikan di daerah-daerah. PJJ sendiri
mempunyai ciri bahwa guru dan siswa terpisah sehingga mengharuskan penggunaan
media untuk memungkinkan proses belajar-mengajar tetap berlangsung.
b.
Penerapan PJJ bagi pendidikan formal
Dalam
perkembangannya sampa saat ini lebih banyak lagi ragam program yan diajarkan dengan sistem PJJ,
tidak hanya program yang bersifat pengetahuan kognitif tetapi juga program yang
menghendaki pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi dan keterampilan motorik
pada tingkat sarjana maupun pasca sarjana. Ini semua menunjukkan bahwa PJJ
mampu menawarkan program yang melibatkan praktik sebab konsep memang lebih dari
sekedar konsep korespndensi.
BAB IV. BAHAN AJAR PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Jenis Bahan Akar yang Perlu Dikembangkan
Pengajaran
ketrampilan dapat terdiri dari atas dua bagian.Pertama adalah piringan dan
pengajaran. Untk memberikan hal ini pita atau piringan video sangat penting
meskipun mahal, cara belajar seperti ini membuat para siswa dapat meliht guru
yang ia inginkan daripada harus menunggu sampai dapat bertatap muka. Kedua
adalah perlunya siswa melakukan praktik.Hal ini yang sering dipandang sebagai
kesulitan utama dalam suatu sistem PJJ yang diartikan secara sempit, yaitu
terbatas pada korespondensi saja. Bahan ajar untuk PJJ, umpamanya ketiadaan
seorang tutor dapat diatasi dengan sejumlah media antara lain: Siaran radio,
televisi, kaset, piringan audio, piringan video, sisitem satelit, slides,
komputer besar, pengajaran melalui telepon, teks jarak jauh, faks, dan kita percobaan
rumah.
b.
Pencetakan Bahan Ajar
Pencetakan
dapat dilakukan oleh lembaga
sendiri,perusahaan yang dikontrak, perusahaan percetakan pemerintah atau
peretakan swasta. Suatu paduan, keduanya juga akan menguntungkan. Bahan cetakan
dengan rancangan, tata letak, halaman dan penggunaan gambar dan diagram yang
baik sama pentingnya dengan penyajian program televisi.
BAB V. PENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Keputusan Awal
Dukungan terhadap penggunaan PJJ, terutam berkisar pada
fleksibilitas dan kecepatan daya jangkau serta efisiensi biayanya. Sistem
PJJ memerlukan suatu
ketrampilan profesional atau kepakaran dalam penggunaan media komunikasi,
ketrampilan produksi, dan sebagainya disamping ketrampilan pengajaran
konvensional.Sebaliknya, proporsi staf administratif jauh lebih banyak, yang
diperlukan dalam sistem penilaian, penyuntingan, perancangan, produksi bahan
audiovisual dan percetakan.Kebanyakan sisitem PJJ menggunakan staf paruh waktu
untuk memberikan pelayanan kepada siswa, baik secara perorangan ataupun melalui
lembaga setempat, yang berperan sebagai perwakilan atau cabang. Struktur
pengambilan keputusan dalam organisasi PJJ sulit untuk digeneralisasikan,
karena struktur organisasinya bervariasi dari suatu lembaga ke lembaga lain,
dan dar suatu negara ke negara lain. PJJ yang efektif menghendaki adanya
kesesuaian denagan kondisi, sumber daya yang ada serta metode administratif
yang digunakan. Lalu kputusan dari bebrapa negara berkembang
untuk menggunakn PJJ mempunyai kesamaan yang bersifat universal, yaitu
persamaan kesempatan dalam arti persamaan untuk dapat ikut serta mersakan
pendidikan.
BAB VI. MANEJEMEN KUALITAS DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Kebutuhan Manejemen Kualitas
Manajemen kualitas
mengupayakan setiap kegiatan penyelenggaraan PJJ didasarkan atas perencanaan,
pelaksanaan,monitoring dan evaluasi yang sistematik, menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjamin kualitas. Demikian pula, agar dapat menyelenggarakan program serta
menyajikan kegiatan instruksional yang berkualitas, PJJ perlu direncanakan,
dimonitor, dan evaluasi yang baik.Perencanaan PJJ meliputi tiga periode yaitu,
periode perumusan konseptual, periode pengembangan dan periode pematangan.
Manejemen kualitas PJJ dimulai dai perencanaan yang cermat, rinci dan
sistematik.
b.
Pengertian Kualitas dan Jaminan Kualitas
Kualitas
PJJ meliputi produk, proses, dan filsafat PJJ itu sendiri Kualitas produk
meliputi, bahan ajar, jumlah lulusan, persentase kelulusan ujian, alumni yang
mengikuti studi lanjut, alumni yang mendapatkan pekerjaan tau promosi. Kualitas
proses meliputi, proses pembeljaran, bimbingan bagi peserta didik, konseling,
koordinasi pengembangan bahan ajar, produksi bahan ujian, penjadwalan tutorial,
distribusi bahan ajar dan penyiaran melalui media massa. Kualitas filsafat yang
berkaitan dengan visi dan misi lembaga, kebijakan lembaga, budaya kerja, serta
citra publik yang bersangkutan.Jaminan kualitas bukan suatu upaya untuk
menciptakan kualitas, tetapi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas secara
menyeluruh, sistematik dan berkelanjutan.
BAB VII. BIAYA PENDIDIKAN JARAK JAUH
a.
Pendahuluan
Salah
satu alasan orang memilih PJJ adalah karena ingin menghemat biaya. Sedikitnya
ada lima alasan yang membuat orang menduga seperti itu, pertama, karena jumlah
siswa PJJ lebih besar. Kedua, ruang kelas PJJ jauh lebih sedikit.Ketiga, karena
PJJ tidak perlu menggaji sejumlah besar pengajar.Keempat, karena siswa PJJ
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemondokan.Kelima, karena siswa PJJ hanya
sekali-kali bepergian ke tutorial dan tempat ujian.
b.
Perbandingan Biaya PJJ dengan Pendidikan Biasa
Bagi
program kejuruan dapat diambil perbandingan biaya ditinjau dari sudut bidang
latuhan. Di Inggris, menurut Smith (1986): Karena julah siswa per program melebihi 500 orang, biaya ang
ditarik er siswa adalah $4-8 per jam; namun biaya kehilangan waktu kerja
karyawan adalah $15-20 per siswa per jam. Jadi , bagi siswa bekera yang
mengikuti pendidikan biasa kita harus menambahkan biaya kerugian pendapatan
pada waktu meninggalkan tempat kerja terhadap biaya yang harus dibayarkan pada
sekolahnya. Dari sini, tampak adanya kuntungan apabila menggunakan PJJ jauh
dibandingkan dengan pendidikan biasa, karena dalam PJJ siswa tidak perlu atau
hanya sekali-kali meninggalkan kerja.
c.
Produktivitas Pendidikan Jarak Jauh
Bagaimana
dengan lulusan PJJ ?Apakah sisem PJJ yang
dikenal hemat biaya itu sama produktifnya dengan sistem pendidikan biasa ?.
Sudah sering kita didengar orang bahwa belajar dengan sistem PJJ sangat sulit,
menantang, dan membutuhkan motivasi yang besar.Lalu sebagian besar program PJJ
menerima siswa tanpa tes masuk. Dengan keadaan seperti itu tidak sulit
membayangkan bahwa yang berhasil menyelesaikan studi dalam PJJ proporsinya akan
auh lebih kecil daripada lembaga pendidikan biasa. Di Universitas Terbuka,
lebih dari 80% pada program-program DII dan S1 kependidikan, tetapi pada
program non kependidikan yang berhasil lulus S1 dalam waktu kurang dari 5 tahun
hanya 0,5%, yang berhasil lulus dalam 5-8 tahun hanya 25% dan yang lulus dalam
waktu 8 tahun 30%. Selebihnya 50% keluar sendiri.
BAB VIII. KONTRIBUSI DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA MASA MENDATANG
a.
Perluasan Penggunaan Sistem Belajar Mandiri
Saat
ini tampak gejala pergeseran pandangan tentang penggunaan sistem belajar yang
digunakan oleh PJJ, yaitu sistem belajar mandiri.Pergeseran itu bermula dari
tuntutan terhadap peningkatan kualitas dalam sistem pendidikan biasa yang
semakin lama semakin tinggi.Tuntutan tersebit ternyata tidak dapat dijawab oleh
pendidikan biasa dengan penambahan pengajaran tatap muka, karena bagaimanapun
juga waktu, tenaga, dan fasilitas untuk menyelenggarakan pengajaran tatap muka
itu terbatas. Tampaknya, pada masa mendatang pergeseran ini akan semakin banyak
terjadi disetiap lembaga pendidikan terutama yang sedang berkembang untuk
menjadi lembaga pendidikan unggulan. Dan budaya belajar mandiri ini akan
ditandai dengan perubahan cara mendapatkan pengetahuan dari bertanya kepada
orang lain, menjadi mencari serta mempelajari sendiri bahan bacaan atau program media lain yang
relevan.
b.
Siswa Maju Menurut Kecepatan Masing – Masing
PJJ
dapat diikuti oleh siapa saja, sehingga siswa PJJ heterogen dalam kecerdasan,
motivasi, sarana belajar dan ksempatan atau waktu belajarnya.Kebebasan dalam
belajar dimiliki oleh setiap siswa. Di pihak lain tanggung jawab belajar
terletak pada diri setiap siswa. Tanggung jawab ini dibentuk melalui proses
belajar mandiri dan pemilihan program studi yang relevan untuk memenuhi hidupnya. Karena itu, sistem PJJ merupakan
arena penguasaan pengetahuan, pencapaian keterampilan, dan pembentukan sikap
kemandirian.
BAB 2. Analisis Buku Pendidikan Jarak Jauh
2.1 Analisis
Jadi ternyata pendapat Wilbur Schrammberbeda dengan pendapat Sheery
L dalam mengenai PJJ
yaitumenurutSheery L dalam Issues
In Distance Learning mengutip pendapat Perraton (1988), Jonassen (1992),
Keegan (1986), Garrison and Shale (1987), bahwa Pendidikan Jarak Jauh (Distance
Education/Distance Learning) adalah sebuah program pendidikan yang
ditekankan pada terpisahnya antara pengajar/instruktur dengan siswa bedasarkan
jarak dan waktu. Kontrol berjalannya program tersebut ada di tangan siswa
daripada instruktur, tidak adanya kedekatan komunikasi antara
pengajar/instruktur, yang diselenggarakan melalui media cetak atau beberapa
bentuk teknologi, karena menurut pendapat Wilbur
Schrammpendidikan jarak jauh ialah pengajaran
jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar
diluar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan
keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dapat
dilakukan oleh guru dan sekolah mana pun dan kapan pun. Lalu berbeda juga pendapatnya mengenai PJJ yaitu,menurut Watkinss
(1993) pendidikan jarak jauh berarti proses belajar mengajar yang diadakan
terpisah antara pengajar/instruktur dan siswa selama proses pengajaran.Mereka
dihubungkan melalui media indtruksional dan memungkinkan pendidikan tersebut
diadakan melalui proses interaksi. Banyak jenis
teknologi, beserta pendekatan dan tekniknya yang mungkin digunakan untuk
menyelenggarakan proses belajar mengajar. Tatap muka dapat saja dijadikan
bagian dalam pendidikan jarak jauh.Umpan balik dapat langsung diterima (real
time) atau ada penundaan masa waktu. Lalu punSherry L menambahakan mengutip pendapat Mc’Nabb (1994)
bahwa keberhasilan program pendidikan jarak jauh melibatkan interaksi antara
pengajar/instruktur dan siswa, antara siswa dengan lingkungan belajar, antara
siswa dengan dirinya sendiri seperti halnya belajar aktif dalam kelas
Kemudian ditambahkan pula oleh Dohmen, sebagaimana
dikutip Indrayati Swarna Dewi Motik (1989:20) yaitu, PJJ ialah bentuk
belajar mandiri yang terorganisasi secara sistematik, di mana bimbingan
terhadap siswa, penyajian bahan ajar, keyakinan dan supervisi terhadap
keberhasilan siswa diselenggarakan oleh satu tim pengajar yang masing-masing
mempunyai tanggung jawab tertentu. Dan juga sedangkan menurut Moore PJJ yang hampir sependapat dengan Watkinssadalahsuatu metode pembelajaran dimana proses
pengajaran terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara pengajar
dengan si belajar harus difasilitasi dengan media cetak, media elektronik atau
media lainYang menonjol dalam batasan Moore itu adalah
terpisahnya siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dan digunakannya media
untuk komunikasi antara siswa dan guru.. Lalu pendapat berbeda
pun tentang PJJ dikemukakan oleh Homberg (1977:9), yakni memandang pendidikan
jarak jauh dari segi proses belajar siswa yang belajar dengan hanya mendapatkan
sedikit supervisi dari tuuorial. Menurutnya PJJ ialah, berbagai entuk studi
pada semua tingkatan yang tidak berada atau segera mendapatkan supervisi dari
para tutor seperti halnya pengajaran dalam ruangan kelas, tetapi tetapmendapat
keuntungan dari perencanaan dan bimbingan dari oraganisasi tutorial. Ternyata
batasan Homberg dengan Moore pun tak jauh beda tentang batasan masalah PJJ.Homberg memberikan batasan bahwa dalam sistem PJJ siswa
belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari tutor
yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah, namun demikian siswa
mendapat keuntungan dari perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari suatu lembaga
yang mengorganisasikan PJJ itu. Yang menjadi fokus dari batasan Homberg
adalah bahwa siswa dan guru bekerja secara terpisah dan adanya perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan yang mengatur PJJ
itu.
Namun pendapat berbeda dngan para ahli diatas,
Sharma pun mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh ialah suatu proses perubahan
struktur dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Lebih jauh lagi Sharma pun
menyebutkan bahwa 60% dari para putus sekolah dasar berasal dari keluarga yang
tidak mampu, sedangkan 80% dari mereka yang menamatkan sekolah, dan perguruan
tinggi adalah dari 20% kelompok masyarakat golongan atas. Oleh karena itu
menurut Sharma dirasakan perlunya suatu sistem pendidikan alternatif yaitu PJJ,
dengan sistem belajar yang terpadu dan fleksibel yang dalam kelompok kurang
beruntung lainnya. Kemudian Hawkride pun menambahkan, yaitu PJJ berkembang
menjadi suatu fenomena yang dapat disebut teori ledakan dahsyat, yaitu suatu
fenomena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Meskipun
teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program
pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa, dari pada
teknologinya sendiri. Perlu juga untuk dipertimbangkan; umur, kultur, latar
belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa
dengan metoda pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan
sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman,
mudah menggunakan perlatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan mahasiswa.
Telah
banyak ahli yang membahas mengenai pengertian dan karakteristik pendidikan
jarak jauh.Walaupun agak sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima
oleh semua pakar pendidikan jarak jauh, namun karakteristik pendidikan jarak
jauh yang dikemukakan oleh Keegan (dalam Hardhono, 2008) dapat dipakai
sebagai acuan dasar untuk pembahasan dalam artikel ini.Pengertian atau batasan PJJ itu berkembang
dari waktu ke waktu.Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang
dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara
kronologis. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan
mengenai PJJ bahwa Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang
menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri
diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan
belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan
keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas
dan tanggung jawab sendiri-sendiri.Menurut dia, PJJ itu merupakan kebalikan
dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan
guru”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PJJ
adalah: ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu, bahan belajar
disampaikan melalui media, tidak ada kontak langsung antara pendidik dengan
peserta didik. Pada tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby
mengatakan bahwa sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PJJ merupakan
metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk
berkomunikasi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru). Serta dalam masalah karakteristik PJJ,
pendapat Keegan pun berbeda dengan pendapat Nekwenya, dalam memberi gambaran
tentang PJJ. Berikut
ini adalah karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan,
yaitu :
- Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau dosen) dari peserta ajar (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan.
- Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta ajar (siswa atau mahasiswa) dari peserta ajar lain selama program pendidikan.
- Ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya.
- Pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar.
- Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta ajar dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.
Jadi dari uraian karakteristik pendidikan jarak jauh
tersebut dapat disimpulkan bahwa keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan
belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Pemisah kedua
kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat
tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak
non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya
dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran di institusi tersebut. Keadaan seperti ini terjadi misalnya karena
pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.Jarak sebagai pemisah hendak diatasi
melalui pendidikan jarak jauh dengan memanfaatan rancangan instruksional dan
rancangan interaksi supaya kegiatan belajar yang dirancang dengan
sugguh-sungguh dapat tercapai. Teori yang berkembang sebagai hasil dari upaya
untuk mengatasi jarak dalam kegiatan ini dikenal dengan teori jarak
transaksional.Karena ciri khasnya adalah keterpisahan jarak baik dalam arti
fisik dan non-fisik maka kegiatan pembelajaran tatap muka dapat dikatakan
terjadi dalam frekuensi yang rendah. Isi pembelajaran disampaikan melalui media
dalam berbagai jenis sedangkan komunikasi/interaksi antara peserta ajar dengan
tenaga pengajarnya atau dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi. Dengan
demikian program pendidikan dapat diikuti dari dari mana saja dan kapan saja
selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia supaya peserta
ajar dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi untuk membahas isi pembelajaran.Beragam kemudahan yang diberikan oleh
teknologi juga telah memicu pemikiran yang lebih luas tentang PJJ. Konsep
keterpisahan fisik antara kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar pada metode
PJJ telah membuka kemungkinan pemanfaatan sarana pendidikan secara lebih luas. Dengan
tidak dilakukannya kegiatan mengajar dan belajar dalam waktu yang bersamaan,
maka: (1) rasio ideal dosen-mahasiswa yang biasanya membatasi daya serap suatu
program pendidikan dan (2) dinding kelas yang biasanya membatasi daya tampung
program pendidikan dapat diabaikan.
Perkembangan
teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah
perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi
informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu
pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu,
seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang
direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi
saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang
baru.
Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (siswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara Guru dan siswanya. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting.Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi guru dan siswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, siswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal.Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (siswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara Guru dan siswanya. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting.Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi guru dan siswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, siswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal.Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Untuk
mendukukung keberhasilan Pendidikan
jarak jauh, perlu diterapkan langkah proses pengembangan mulai dari
mendesain sistem, pengembangan, evaluasi dan revisi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam proses pengembangan program ini adalah pengembangan
tujuan, kebutuhan, karakteristik dosen dan siswa, pokok pengajaran yang
dibutuhkan (isi) dan kendala teknis. Revisi harus selalu dilakukan berdasarkan
masukan dari instruktur, narasumber/pakar materi ilmu tertentu dan masukan dari
siswa.Hal ini dilakukan terus menerus sehingga program yang dilakukan tetap
berada di jalurnya dan relevan.Tampak jelas bahwa keberhasilanPJJ
ini sangat diperlukan dukungan semua pihak yaitu Pengajar, Fasilitator
dan Siswa Itu Sendiri.Dukungan dari
pihak Pengajar.Pengajar sebagai narasumber dalam program pendidikan jarak jauh
ini diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut: Memiliki pengalaman dalam
bidang ilmu dan secara fungsional memadai, memiliki kompetensi dalam bidang
ilmu yang diajarkan, sudah dilatih untuk program jarak jauh yang efektif,
bertanggungjawab terhadap pengembangan materi kuliah/belajar, menyiapkan
rencana belajar, memproduksi media dan sumber belajar, memilih materi
pendukung, menyampaikan pengajaran secara efektif, menentukan frekuensi tatap
muka serta menentukan cara dan bentuk evaluasi/penilaian. Dapat dilihat bahwa
pengajar pada program ini seharusnya memiliki kemampuan mengorganisir yang
lebih baik daripada pengajar biasa.Syarat utama yang perlu diperhatikan
adalah kemampuannya dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi serta
kemampuan presentasi.Oleh karena itu
konsekuensi bagi institusi pendidikan tinggi yang ingin membuka program ini
harus mempertimbangkan program pelatihan bagi pengajar-pengajar dalam upaya
memenuhi persyaratan yang sesuai pada penjelasan yang terdapat di atas.
Sistem
pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam
bidang pendidikan.Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan
akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan
pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan
geografi yang sama. Tujuan dari pembangunan
sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh
berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di
lingkungan di Indonesia yakni bekerja dengan sama mitra-mitra lainnya. Secara
sederaha dipahami sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi-aplikasi yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pendidikan jarak jauh hingga
penyampaian materi pendidikan jarak jauh tersebut dapat dilakukan dengan baik. Sarana
penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi.Kemunculan
teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat
membantu sekali.Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan
secara online, baik pendidikan formal atau non-formal, dengan menggunakan
fasilitas Internet.Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan
cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).Hal
ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti
berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke
pendidikan magister secara online ke salah satu Perguruan tinggi yang diminatinya.
Lalu juga PJJ pun selalu dikaitkan dengan erat dengan E-Learning,
karena keduanya hampir sama karakteristik dan metode pembelajarannya. E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa
elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan
suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. E-learning
berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.Jadi
dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau
perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata laine-learning
adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer.Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning.
Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan
dari ‘electronica’dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.Jadi
e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronika.Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning
menjadi salah satu pilihan untuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain
pesatnya fasilitas teknologi informasi, dan perkembangan pengguna internet di
dunia saat ini berkembang dengan cepat. Penggunaan internet menjadi suatu
kebutuhan dalam mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari.Apalagi dengan tersedianya
fasilitas jaringan (Internet infrastructure) dan
koneksi internet (Internet Connections), serta
tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course
tools).Jadi
dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau
perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata laine-learning
adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer. Kemudian karakteristik e-learning
dalam PJJ antara lain adalah:
- Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
- Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
- Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
- Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak
terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet
begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses
pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru,
karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan mengajar,
banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book)
dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran
guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology). (Purbo,
2001).Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau
tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi
informasi.Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi
kehidupan kita sehari-hari.Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap’
teknologi.Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat
menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan untuk maju.
Bisa di bilang PJJ zaman modern ialah E-Leaning.
Walaupun mungkin tidak mudah untuk menerapkan e-learning tersebut di Indonesia,
karena internet di Indonesia pun masih terbatas, masih banyak di daerah-daerah
bahkan yang belum mengenal internet, sehingga yang paling tepat untuk di
terapkan di Indonesia ialah PJJ, sebab walaupun tanpa internet pun PJJ dapat
berjalan proses belajarnya. Dan menurut saya sendiri dengan adanya PJJ sendiri
pun belum cukup untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia, karena
PJJ pun masih terbatas, hanya masih di daerah-daerah tertentu saja, dan belum
merata ke seluruh pelosok negeri Indonesia. Namun hadirnya PJJ tersendiri juga
membawa pengaruh yang positif juga, karena telah memberikan warna baru di dunia
pendidikan di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Karena mungkin ada seseorang
yang bosan dengan belajar dengan bertemu guru tau betatap muka atau juga harus
pergi kesekolah, namun PJJ berbeda dengan metode pembelajaran lainnya. Dan saya
juga mengharapkan peran pendidikan jarak jauh, e-learning dan juga
pendidikan luar sekolah untuk membantu permasalahan pendidikan di Indonesia,
supaya nantinya tidak ada lagi anak-anak dan penduduk Indonesia yang tidak
bersekolah.
BAB 3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya ialah Pendidikan
jarak jauh atau e-learning merupakan suatu pola pendidikan alternatif
yang bertujuan agar memungkinkan pembelajaran terjadi kapan saja, dimana saja
dengan menganut pendekatan pendidikan terbuka. PJJ pun mengubah paradigma
berpikir tradisional bahwa pendidikan hanya dapat dilaksnakan oleh guru didalam
ruang kelas. Selama perjalanannya, karena karaktersitiknya yang menuntut
digunakannya teknologi telekomunikasi sebagai jembatan penghubung antara
peserta belajar dan pengajar, maka sejarah perkembangannya juga dipengaruhi
oleh perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri.Pesatnya perkembangan teknologi juga
meningkatkan kebutuhan akan pendidikan profesional yang berkelanjutan. Perubahan
orientasi pendidikan pada pendidikan yang berkelanjutan ini melahirkan konsep
pendidikan yang lebih terbuka yang dapat mengakomodasi proses belajar sepanjang
hayat dan bagi semua. Teknologi informasi dan komunikasi yang kian berkembang
merupakan salah satu prasarana yang dapat meningkatkan intensitas interaksi
dalam proses belajar jarak jauh. Munculnya PJJ ini juga karena untuk
mengatasi masalah pendidikan formal atau sekolah yakni, masih banyaknya
anak-anak yang tidak sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan. Namun juga dalam
pelaksanaannya pun tak lepas dari beberapa keterbatasan dan kendala juga.
Daftar Pustaka
Suparman, Atwi. 2004. Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Belawati, Tian. 2003. Penerapan e-learning dalam pendidikan jarak jauh
di Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Budi Mulia, Samali T. 1989. Program Belajar Jarak Jauh Pejabat Pemberian
Kartu Kredit Sebagai Salah Satu Jawaban Terhadap Pemanfaatan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Schramm, Wilbur. 1977. Big Media and Little Media. Beverly Hills :
Sage.
Motik, Indrayarti Swarna Dewi. 198. A Case Study of The Tutorial Pogram
at The Jakarta Regional Ofice of The Universitas Terbuka. Syracuse, New
York State: Stracuse University.
Hartanto, A.A.
dan Purbo, O.W. 2002.Teknologi E-Learning
Berbasis PHP. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Keegan, D. 1986. The Foundation of Distance Education. London :
Croom Helm
Sudjana, D.
2000. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production
Catatan Kaki
1)Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh
yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question
and Answer Book, 2003). 99-101
2)Bullen, M. (2001), e-Learning and the
Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology
1(1), 37-46.
3)Adria, M., & Woudstra, A. (2001).
Who's on the line? Managing student communications in distance learning using a
one-window approach. Open Learning , 16
(3), 249-261.
4) Wilbur Schramm
(1981:1) PJJ ialah pengajaran jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk
memperluas kesempatan belajar diluar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan
terjadinya patungan keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa
yang dapat dilakukan oleh guru dan sekolah mana pun
Komentar
Posting Komentar