Langsung ke konten utama

analisisi buku pendidikan jarak jauh



KATA PENGANTAR

                                                             
            Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya saya dapat membuat makalah ini.
            Makalah ini, saya buat sebagai tugas Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Dalam makalah ini berisi resume dan ringkasan buku pendidikan jarak jauh, beserta analisis buku pendidikan jarak jauh menggunakan beberapa buku-buku pendidikan jarak jauh lain yang digunakan sebagai pembanding buku yang saya resume dan ringkas tersebut.             Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman untuk orang lain, terutama mahasiswa jurusan pendidikan luar sekolah dalam mata kuliahPengantar Ilmu Pendidikan. Saya pun meminta maaf apabila dalam makalah ini  masih terdapat salah kata, isi dan lain-lain. Kritik dan Saran dari Dosen, dan teman-teman semua tetap kami harapkan guna perbaikkan dan penyempurnaan makalah saya selanjutnya.

                                                                                              Jakarta, 8 Januari 2012
    PENULIS









 

 

Daftar Isi







BAB 1. Pendahuluan dan Resume Buku

1.1 Latar Belakang Pendidikan Jarak Jauh


Pertumbuhan penduduk yang meningkat dan perkembangan ekonomi serta teknologi, membawa dampak perubahan dalam pendidikan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.Contoh inovasi yang mengiringi perubahan tersebut adalah dengan dibukanya kelas internasional, dibukanya cabang institusi besar di beberapa negara, diversifikasi bidang ilmu yang diselenggarakan sesuai minat komunitas lokal, dan lain-lain.
Pendidikan merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM.Akses setiap guru untuk meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti perkuliahan di pendidikan tinggi harus dibuka seluas-luasnya karena pendidikan merupakan hak asasi warganegara.Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan, mengadaptasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan.Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) merupakan sistem yang menggabungkan konsep pendidikan terbuka dengan metode pendidikan secara jarak jauh.Konsep pendidikan terbuka (open education atau open learning). Dan juha PJJ merupakan inovasi komprehensif dalam sejarah modern pendidikan. Pada dasarnya merupakan suatu tujuan atau cita-cita kebijakan mengenai sistem pendidikan. Konsep ini menekankan pentingnya keluwesan sistem, terutama dalam meniadakan kendala tempat, waktu, dan aspek yang disebabkan oleh karakteristik mahasiswa seperti misalnya keadaan ekonomi (Bates, 1995).
Perkembangan pemikiran tentang PJJ sebagai alternatif metode pendidikan, perkembangan ideologi mengenai pentingnya interaksi dalam PJJ untuk menjamin kualitas pendidikan yang tinggi, serta pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat yang memungkinkan tercapainya suatu sistem pendidikan tanpa restriksi dan oleh karenanya menjadi lebih terbuka. Apapun bentuk program yang diselenggarakan, syarat utama agar program-program tersebut memenuhi kebutuhan/selera pasar adalah masalah ketersediaan dan kemudahan akses.Namun hal ini bukanlah tanpa kendala.Kendala terbesar adalah masalah biaya sebagai contoh pasar di suatu tempat membutuhkan adanya program studi tertentu misalnya teknologi informasi tetapi institusi pendidikan lokal tidak memiliki program tersebut. Biaya tinggi tersebut diakibatkan oleh komponen-komponen seperti Sumber Daya Manusia yang harus didatangkan dari daerah lain, sarana prasarana, penyerapan teknologi (melalui pelatihan-pelatihan dll),perawatan/operasional, dan lain-lain.Teknologi komunikasi yang semakin pesat dan murah dapatdijadikan salah satu alternatif solusi untuk memecahkan permasalahan di atas.Pada contoh di atas permasalahan dapat diatasi dengan pendidikan jarak jauh dengan mengurangi frekuensi tatap muka.Hal ini pernah dilakukan di Indonesia melalui Universitas Terbuka.



 

 

 

 

 

1.2 Resume dan Ringkasan Buku Pendidikan Jarak Jauh


BAB I. APA DAN MENGAPA PENDIDIKAN JARAK JAUH


a.       Pendahuluan
Perkembangan dunia ini telah menumbuhkan keperluan terhadap digunakannya pendekatan pendidikan lain disamping pendekatan konvensional tatap muka. Pendidikan lain iu adalah pendidan jarak jauh (PJJ) yang pada mulanya hanya dikenal dengan satu nama, yaitu pendidikan korespondensi. Pendidikan ini biasanya muncul sebagai hasil dari kebutuhan khusus yang berhubungan dengan pendidikan umum, pelatiha, pengembangan profesi,atau kebutuhan kelompok. Sasaran didik pendidikan korespondensi beragam menurut negara, lokasi, kebutuhan, dan jasa. Ada beberapa istilah yang selama ini digunakan dilar pendidikan korespondensi yaitu, belajar mandiri, pendidikan terbuka, PJJ, dan lain – lain. Bahasa tulisannya pada umumnya merupakan media yang paling sering digunakan. Beberapa mata pelajaran menggunakan buku, sedangkan mata pelajaran lain menggunakan kaset atau radio atau kombinasi dari buku dan kaset. Dalam sisitem PJJ terdapat beberapa subsistem penting seperti: pengembangan bahan ajar, reproduksi bahan ajar, distribusi, media komunikasi, pengujian, siswa, kegiatan instruksional, logistik dan jaminan kualitas.

b.      Pengertian Pendidikan Jarak Jauh
Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan PJJ menurut sudut pandang masing–masing. Menurut Wilbur Schramm (1981:1) PJJ ialah pengajaran jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar diluar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh guru dan sekolah mana pun. Tiga tokoh lain ,Mackenzie, Postage, dan Schupham (1975:15). PJJ adalah suatu ide menciptakan kesempatan belajar bagi orang-orang yang terhalang untuk memasuki sekolah biasa, karena berbagai alasan seperi keterbatasan memperoleh pendidikan formal, keterbatasan lowongan tempat duduk, keterbatasan biaya, tinggal didaerah terpencil, bekerja dan kebutuhan lainnya.
Pengunaan bahan cetak merupakan unsur utama daam kebanyakan sistem PJJ, namun PJJ tidak boleh disamakan sebagai pendidikan surat – menyurat. Dalam dasawarsa terakhir PJJ banyak menggunakan media instruksional seperti, radio, TV, pita video, telepon, dan komputer bersama-sama dengan bahan cetak. Dengan cara tersebut, PJJ dapat menggantikan dengan baik bagian terbesar pengajaran tatap muka konvensional. Bentuk PJJ lama yang masih bertahan hingga sekarang ialah pendidika dengan korepondensi yang sangat mengandalkan media cetak.Nekwenya (1984:203) mengemukakan 6 gambaran pokok PJJ yaitu:
1.      Adanya dua atau lebih pihak yang mengadakan kontak melalui sistem kendali jarak jauh.
2.      Adanya hubungan tatap muka satu-satu dengan siswa dalam bentuk bantuan, bimbingan, dan pelatihan individual.
3.      Adanya suatu komunikasi duaarah yang teroganisasi untuk menghubungkan dua tempat atau lebih yang berjauhan.
4.      Tidak didominasi oleh pengajaran tatap muka.
5.      Menggunakan aspek-aspek komunikasi, sosial, dan pedagogi.
6.      Menuntut disiplin diri yang tinggi dan kegiatansiswa yang maksimum untuk berhasil.

c.       Keterbatasan Pendidikan Jarak Jauh
Tak ada gading yang tak retak, penyelenggaraan PJJ pun bukan tanpa keterbatasan. Pertama, problematik awal yang harus dihadapi oleh setiap pengelola saat pertama kali memperkenlakan sistem PJJ, seringkali mayarakat menanggapinya dengan penuh kecurigaan atau menganggapnya sebagai cara belajar kelas dua. Kedua, PJJ membutuhkan displin diri seorang siswa lebih tinggi daripada pendidikan tatap muka.Ketiga, bahwa jumlah siswa yang putus sekolah di PJJ selalu lebih banyak daripada siswa yang belajar tatap muka.Keempat, pengembangan paketistruksional yang efektif tidak mudah dilakukan karena diperlukan keahlian khusus, sedangkan ahli yang khusus itu seringkali terbatas jumlahnya. Kelima, baayak faktor lain seperti usia siswa, pengetahuan, pengalaman bekerja, dan belajar, serta, kesukaan akan media yang digunakan untuk mempengaruhi belajar melalui PJJ.

BAB II. BEBERAPA HAL POKOK MUTAKHIR YANG MENJADI BAHAN DISKUSI                                                                                    DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH


a.       Kesempatan dan Pemerataan
Penyediaan pendidikan masih merupakan tantangan utama bagi negara berkembang.Di beberapa negara masih banyak orang yang membutuhkan pendidikan dibandingkan dengan tempat tersedia, PJJ pun dapat mengatasinya.Kebutuhan yang dapat dipenuhi PJJ tidak saja pendidikan bagi masyarakat pada uumya, tetapi juga pendidikan orang-orang di tingkat dasar. Kebutuhan yang tampaknya tidak secara efektif  dapat ditangani PJJ adalah pengajaran langsung bagi anak-anak ditingkat SD dalam skala besar dan berkelanjutan.

b.      Alternatif  Lawan Komplementer
Bila ditelusuri dari awal, pertimbangan penggunaan PJJ itu jelas karena masalah pendidikan biasa. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sangat banyaknya calon siswa, tersebarnya tempat tinggal calon siswa, tidak mudahnya transportasi yang dapat digunakan siswa untuk pulang-balik dari tempat mereka ke ruang kelas dan pekerjaan siswayang tidak dapat sering ditinggalkan.


 

BAB III. PENGGUNAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH DALAM PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL

 

a.       Penerapan PJJ bagi Pendidikan Nonformal
Jenis-jenis pendidikan nonformal yang ditawarkan melalui program jarak jauh benar-benar sangat luas dan membuat kesempatan yang leluasa bagi masyaraat untuk terus memperbaharui dan menambah pengetahuan dan ketrampilan sesuai minat dan kebutuhan hidupnya.PJJ merupakan jalan keluar yang dapat ditempuh daripada membangun lebih banyak lembaga pendidikan di daerah-daerah. PJJ sendiri mempunyai ciri bahwa guru dan siswa terpisah sehingga mengharuskan penggunaan media untuk memungkinkan proses belajar-mengajar tetap berlangsung.

b.      Penerapan PJJ bagi pendidikan formal
Dalam perkembangannya sampa saat ini lebih banyak lagi ragam program yan diajarkan dengan sistem PJJ, tidak hanya program yang bersifat pengetahuan kognitif tetapi juga program yang menghendaki pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi dan keterampilan motorik pada tingkat sarjana maupun pasca sarjana. Ini semua menunjukkan bahwa PJJ mampu menawarkan program yang melibatkan praktik sebab konsep memang lebih dari sekedar konsep korespndensi.

BAB IV. BAHAN AJAR PENDIDIKAN JARAK JAUH

a.       Jenis Bahan Akar yang Perlu Dikembangkan
Pengajaran ketrampilan dapat terdiri dari atas dua bagian.Pertama adalah piringan dan pengajaran. Untk memberikan hal ini pita atau piringan video sangat penting meskipun mahal, cara belajar seperti ini membuat para siswa dapat meliht guru yang ia inginkan daripada harus menunggu sampai dapat bertatap muka. Kedua adalah perlunya siswa melakukan praktik.Hal ini yang sering dipandang sebagai kesulitan utama dalam suatu sistem PJJ yang diartikan secara sempit, yaitu terbatas pada korespondensi saja. Bahan ajar untuk PJJ, umpamanya ketiadaan seorang tutor dapat diatasi dengan sejumlah media antara lain: Siaran radio, televisi, kaset, piringan audio, piringan video, sisitem satelit, slides, komputer besar, pengajaran melalui telepon, teks jarak jauh, faks, dan kita percobaan rumah.

b.      Pencetakan Bahan Ajar
Pencetakan dapat dilakukan oleh lembaga sendiri,perusahaan yang dikontrak, perusahaan percetakan pemerintah atau peretakan swasta. Suatu paduan, keduanya juga akan menguntungkan. Bahan cetakan dengan rancangan, tata letak, halaman dan penggunaan gambar dan diagram yang baik sama pentingnya dengan penyajian program televisi.

BAB V. PENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN JARAK JAUH

 

a.       Keputusan Awal
Dukungan terhadap penggunaan PJJ, terutam berkisar pada fleksibilitas dan kecepatan daya jangkau serta efisiensi biayanya. Sistem PJJ memerlukan suatu ketrampilan profesional atau kepakaran dalam penggunaan media komunikasi, ketrampilan produksi, dan sebagainya disamping ketrampilan pengajaran konvensional.Sebaliknya, proporsi staf administratif jauh lebih banyak, yang diperlukan dalam sistem penilaian, penyuntingan, perancangan, produksi bahan audiovisual dan percetakan.Kebanyakan sisitem PJJ menggunakan staf paruh waktu untuk memberikan pelayanan kepada siswa, baik secara perorangan ataupun melalui lembaga setempat, yang berperan sebagai perwakilan atau cabang. Struktur pengambilan keputusan dalam organisasi PJJ sulit untuk digeneralisasikan, karena struktur organisasinya bervariasi dari suatu lembaga ke lembaga lain, dan dar suatu negara ke negara lain. PJJ yang efektif menghendaki adanya kesesuaian denagan kondisi, sumber daya yang ada serta metode administratif yang digunakan. Lalu kputusan dari bebrapa negara berkembang untuk menggunakn PJJ mempunyai kesamaan yang bersifat universal, yaitu persamaan kesempatan dalam arti persamaan untuk dapat ikut serta mersakan pendidikan.


BAB VI. MANEJEMEN KUALITAS DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH


a.       Kebutuhan Manejemen Kualitas
Manajemen kualitas mengupayakan setiap kegiatan penyelenggaraan PJJ didasarkan atas perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi yang sistematik, menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjamin kualitas. Demikian pula, agar dapat menyelenggarakan program serta menyajikan kegiatan instruksional yang berkualitas, PJJ perlu direncanakan, dimonitor, dan evaluasi yang baik.Perencanaan PJJ meliputi tiga periode yaitu, periode perumusan konseptual, periode pengembangan dan periode pematangan. Manejemen kualitas PJJ dimulai dai perencanaan yang cermat, rinci dan sistematik.

b.      Pengertian Kualitas dan Jaminan Kualitas
Kualitas PJJ meliputi produk, proses, dan filsafat PJJ itu sendiri Kualitas produk meliputi, bahan ajar, jumlah lulusan, persentase kelulusan ujian, alumni yang mengikuti studi lanjut, alumni yang mendapatkan pekerjaan tau promosi. Kualitas proses meliputi, proses pembeljaran, bimbingan bagi peserta didik, konseling, koordinasi pengembangan bahan ajar, produksi bahan ujian, penjadwalan tutorial, distribusi bahan ajar dan penyiaran melalui media massa. Kualitas filsafat yang berkaitan dengan visi dan misi lembaga, kebijakan lembaga, budaya kerja, serta citra publik yang bersangkutan.Jaminan kualitas bukan suatu upaya untuk menciptakan kualitas, tetapi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh, sistematik dan berkelanjutan.

BAB VII. BIAYA PENDIDIKAN JARAK JAUH

a.       Pendahuluan
Salah satu alasan orang memilih PJJ adalah karena ingin menghemat biaya. Sedikitnya ada lima alasan yang membuat orang menduga seperti itu, pertama, karena jumlah siswa PJJ lebih besar. Kedua, ruang kelas PJJ jauh lebih sedikit.Ketiga, karena PJJ tidak perlu menggaji sejumlah besar pengajar.Keempat, karena siswa PJJ tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemondokan.Kelima, karena siswa PJJ hanya sekali-kali bepergian ke tutorial dan tempat ujian.

b.      Perbandingan Biaya PJJ dengan Pendidikan Biasa
Bagi program kejuruan dapat diambil perbandingan biaya ditinjau dari sudut bidang latuhan. Di Inggris, menurut Smith (1986): Karena julah siswa per program melebihi 500 orang, biaya ang ditarik er siswa adalah $4-8 per jam; namun biaya kehilangan waktu kerja karyawan adalah $15-20 per siswa per jam. Jadi , bagi siswa bekera yang mengikuti pendidikan biasa kita harus menambahkan biaya kerugian pendapatan pada waktu meninggalkan tempat kerja terhadap biaya yang harus dibayarkan pada sekolahnya. Dari sini, tampak adanya kuntungan apabila menggunakan PJJ jauh dibandingkan dengan pendidikan biasa, karena dalam PJJ siswa tidak perlu atau hanya sekali-kali meninggalkan kerja.
c.       Produktivitas Pendidikan Jarak Jauh
Bagaimana dengan lulusan PJJ ?Apakah  sisem PJJ yang dikenal hemat biaya itu sama produktifnya dengan sistem pendidikan biasa ?. Sudah sering kita didengar orang bahwa belajar dengan sistem PJJ sangat sulit, menantang, dan membutuhkan motivasi yang besar.Lalu sebagian besar program PJJ menerima siswa tanpa tes masuk. Dengan keadaan seperti itu tidak sulit membayangkan bahwa yang berhasil menyelesaikan studi dalam PJJ proporsinya akan auh lebih kecil daripada lembaga pendidikan biasa. Di Universitas Terbuka, lebih dari 80% pada program-program DII dan S1 kependidikan, tetapi pada program non kependidikan yang berhasil lulus S1 dalam waktu kurang dari 5 tahun hanya 0,5%, yang berhasil lulus dalam 5-8 tahun hanya 25% dan yang lulus dalam waktu 8 tahun 30%. Selebihnya 50% keluar sendiri.



BAB VIII. KONTRIBUSI DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN    PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA MASA MENDATANG


a.       Perluasan Penggunaan Sistem Belajar Mandiri
Saat ini tampak gejala pergeseran pandangan tentang penggunaan sistem belajar yang digunakan oleh PJJ, yaitu sistem belajar mandiri.Pergeseran itu bermula dari tuntutan terhadap peningkatan kualitas dalam sistem pendidikan biasa yang semakin lama semakin tinggi.Tuntutan tersebit ternyata tidak dapat dijawab oleh pendidikan biasa dengan penambahan pengajaran tatap muka, karena bagaimanapun juga waktu, tenaga, dan fasilitas untuk menyelenggarakan pengajaran tatap muka itu terbatas. Tampaknya, pada masa mendatang pergeseran ini akan semakin banyak terjadi disetiap lembaga pendidikan terutama yang sedang berkembang untuk menjadi lembaga pendidikan unggulan. Dan budaya belajar mandiri ini akan ditandai dengan perubahan cara mendapatkan pengetahuan dari bertanya kepada orang lain, menjadi mencari serta mempelajari sendiri bahan bacaan atau program media lain yang relevan.

b.      Siswa Maju Menurut Kecepatan Masing – Masing
PJJ dapat diikuti oleh siapa saja, sehingga siswa PJJ heterogen dalam kecerdasan, motivasi, sarana belajar dan ksempatan atau waktu belajarnya.Kebebasan dalam belajar dimiliki oleh setiap siswa. Di pihak lain tanggung jawab belajar terletak pada diri setiap siswa. Tanggung jawab ini dibentuk melalui proses belajar mandiri dan pemilihan program studi yang relevan untuk memenuhi hidupnya. Karena itu, sistem PJJ merupakan arena penguasaan pengetahuan, pencapaian keterampilan, dan pembentukan sikap kemandirian.





 

BAB 2. Analisis Buku Pendidikan Jarak Jauh


2.1 Analisis


Jadi ternyata pendapat Wilbur Schrammberbeda dengan pendapat Sheery L dalam mengenai PJJ yaitumenurutSheery L  dalam Issues In Distance Learning mengutip pendapat Perraton (1988), Jonassen (1992), Keegan (1986), Garrison and Shale (1987), bahwa Pendidikan Jarak Jauh (Distance Education/Distance Learning) adalah sebuah program pendidikan yang ditekankan pada terpisahnya antara pengajar/instruktur dengan siswa bedasarkan jarak dan waktu. Kontrol berjalannya program tersebut ada di tangan siswa daripada instruktur, tidak adanya kedekatan komunikasi antara pengajar/instruktur, yang diselenggarakan melalui media cetak atau beberapa bentuk teknologi, karena menurut pendapat Wilbur Schrammpendidikan jarak jauh ialah pengajaran jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar diluar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh guru dan sekolah mana pun dan kapan pun. Lalu berbeda juga pendapatnya mengenai PJJ yaitu,menurut Watkinss (1993) pendidikan jarak jauh berarti proses belajar mengajar yang diadakan terpisah antara pengajar/instruktur dan siswa selama proses pengajaran.Mereka dihubungkan melalui media indtruksional dan memungkinkan pendidikan tersebut diadakan melalui proses interaksi. Banyak jenis teknologi, beserta pendekatan dan tekniknya yang mungkin digunakan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar. Tatap muka dapat saja dijadikan bagian dalam pendidikan jarak jauh.Umpan balik dapat langsung diterima (real time) atau ada penundaan masa waktu. Lalu punSherry L menambahakan mengutip pendapat Mc’Nabb (1994) bahwa keberhasilan program pendidikan jarak jauh melibatkan interaksi antara pengajar/instruktur dan siswa, antara siswa dengan lingkungan belajar, antara siswa dengan dirinya sendiri seperti halnya belajar aktif dalam kelas
Kemudian ditambahkan pula oleh Dohmen, sebagaimana dikutip Indrayati Swarna Dewi Motik (1989:20) yaitu, PJJ ialah bentuk belajar mandiri yang terorganisasi secara sistematik, di mana bimbingan terhadap siswa, penyajian bahan ajar, keyakinan dan supervisi terhadap keberhasilan siswa diselenggarakan oleh satu tim pengajar yang masing-masing mempunyai tanggung jawab tertentu. Dan juga sedangkan menurut Moore PJJ  yang hampir sependapat dengan Watkinssadalahsuatu metode pembelajaran dimana proses pengajaran terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara pengajar dengan si belajar harus difasilitasi dengan media cetak, media elektronik atau media lainYang menonjol dalam batasan Moore itu adalah terpisahnya siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dan digunakannya media untuk komunikasi antara siswa dan guru.. Lalu pendapat berbeda pun tentang PJJ dikemukakan oleh Homberg (1977:9), yakni memandang pendidikan jarak jauh dari segi proses belajar siswa yang belajar dengan hanya mendapatkan sedikit supervisi dari tuuorial. Menurutnya PJJ ialah, berbagai entuk studi pada semua tingkatan yang tidak berada atau segera mendapatkan supervisi dari para tutor seperti halnya pengajaran dalam ruangan kelas, tetapi tetapmendapat keuntungan dari perencanaan dan bimbingan dari oraganisasi tutorial. Ternyata batasan Homberg dengan Moore pun tak jauh beda tentang batasan masalah PJJ.Homberg memberikan batasan bahwa dalam sistem PJJ siswa belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah, namun demikian siswa mendapat keuntungan dari perencanaan, bimbingan, dan pembelajaran dari suatu lembaga yang mengorganisasikan PJJ itu. Yang menjadi fokus dari batasan Homberg adalah bahwa siswa dan guru bekerja secara terpisah dan adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan yang mengatur PJJ itu.
Namun pendapat berbeda dngan para ahli diatas, Sharma pun mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh ialah suatu proses perubahan struktur dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Lebih jauh lagi Sharma pun menyebutkan bahwa 60% dari para putus sekolah dasar berasal dari keluarga yang tidak mampu, sedangkan 80% dari mereka yang menamatkan sekolah, dan perguruan tinggi adalah dari 20% kelompok masyarakat golongan atas. Oleh karena itu menurut Sharma dirasakan perlunya suatu sistem pendidikan alternatif yaitu PJJ, dengan sistem belajar yang terpadu dan fleksibel yang dalam kelompok kurang beruntung lainnya. Kemudian Hawkride pun menambahkan, yaitu PJJ berkembang menjadi suatu fenomena yang dapat disebut teori ledakan dahsyat, yaitu suatu fenomena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa, dari pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk dipertimbangkan; umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa dengan metoda pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan mahasiswa.
Telah banyak ahli yang membahas mengenai pengertian dan karakteristik pendidikan jarak jauh.Walaupun agak sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima oleh semua pakar pendidikan jarak jauh, namun karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan (dalam Hardhono, 2008) dapat dipakai sebagai acuan dasar untuk pembahasan dalam artikel ini.Pengertian atau batasan PJJ itu berkembang dari waktu ke waktu.Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan mengenai PJJ bahwa Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri.Menurut dia, PJJ itu merupakan kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan guru”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PJJ adalah: ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu, bahan belajar disampaikan melalui media, tidak ada kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pada tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby mengatakan bahwa sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PJJ merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru). Serta dalam masalah karakteristik PJJ, pendapat Keegan pun berbeda dengan pendapat Nekwenya, dalam memberi gambaran tentang PJJ. Berikut ini adalah karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan, yaitu :
  • Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau dosen) dari peserta ajar (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan.
  • Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta ajar (siswa atau mahasiswa) dari peserta ajar lain selama program pendidikan.
  • Ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya.
  • Pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk menyampaikan bahan ajar.
  • Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta ajar dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.
Jadi dari uraian karakteristik pendidikan jarak jauh tersebut dapat disimpulkan bahwa keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keadaan seperti ini terjadi misalnya karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.Jarak sebagai pemisah hendak diatasi melalui pendidikan jarak jauh dengan memanfaatan rancangan instruksional dan rancangan interaksi supaya kegiatan belajar yang dirancang dengan sugguh-sungguh dapat tercapai. Teori yang berkembang sebagai hasil dari upaya untuk mengatasi jarak dalam kegiatan ini dikenal dengan teori jarak transaksional.Karena ciri khasnya adalah keterpisahan jarak baik dalam arti fisik dan non-fisik maka kegiatan pembelajaran tatap muka dapat dikatakan terjadi dalam frekuensi yang rendah. Isi pembelajaran disampaikan melalui media dalam berbagai jenis sedangkan komunikasi/interaksi antara peserta ajar dengan tenaga pengajarnya atau dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi. Dengan demikian program pendidikan dapat diikuti dari dari mana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi dua arah tersedia supaya peserta ajar dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi untuk membahas isi pembelajaran.Beragam kemudahan yang diberikan oleh teknologi juga telah memicu pemikiran yang lebih luas tentang PJJ. Konsep keterpisahan fisik antara kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar pada metode PJJ telah membuka kemungkinan pemanfaatan sarana pendidikan secara lebih luas. Dengan tidak dilakukannya kegiatan mengajar dan belajar dalam waktu yang bersamaan, maka: (1) rasio ideal dosen-mahasiswa yang biasanya membatasi daya serap suatu program pendidikan dan (2) dinding kelas yang biasanya membatasi daya tampung program pendidikan dapat diabaikan.
Perkembangan teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru.
Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (siswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara Guru dan siswanya. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting.Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi guru dan siswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, siswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal.Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.
Untuk mendukukung keberhasilan Pendidikan jarak jauh, perlu diterapkan langkah proses pengembangan mulai dari mendesain sistem, pengembangan, evaluasi dan revisi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengembangan program ini adalah pengembangan tujuan, kebutuhan, karakteristik dosen dan siswa, pokok pengajaran yang dibutuhkan (isi) dan kendala teknis. Revisi harus selalu dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur, narasumber/pakar materi ilmu tertentu dan masukan dari siswa.Hal ini dilakukan terus menerus sehingga program yang dilakukan tetap berada di jalurnya dan relevan.Tampak jelas bahwa keberhasilanPJJ  ini sangat diperlukan dukungan semua pihak yaitu Pengajar, Fasilitator dan Siswa Itu Sendiri.Dukungan dari pihak Pengajar.Pengajar sebagai narasumber dalam program pendidikan jarak jauh ini diharapkan memiliki kualifikasi sebagai berikut: Memiliki pengalaman dalam bidang ilmu dan secara fungsional memadai, memiliki kompetensi dalam bidang ilmu yang diajarkan, sudah dilatih untuk program jarak jauh yang efektif, bertanggungjawab terhadap pengembangan materi kuliah/belajar, menyiapkan rencana belajar, memproduksi media dan sumber belajar, memilih materi pendukung, menyampaikan pengajaran secara efektif, menentukan frekuensi tatap muka serta menentukan cara dan bentuk evaluasi/penilaian. Dapat dilihat bahwa pengajar pada program ini seharusnya memiliki kemampuan mengorganisir yang lebih baik daripada pengajar biasa.Syarat utama yang perlu diperhatikan adalah kemampuannya dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi serta kemampuan presentasi.Oleh karena itu konsekuensi bagi institusi pendidikan tinggi yang ingin membuka program ini harus mempertimbangkan program pelatihan bagi pengajar-pengajar dalam upaya memenuhi persyaratan yang sesuai pada penjelasan yang terdapat di atas.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan.Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama. Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di lingkungan di Indonesia yakni bekerja dengan sama mitra-mitra lainnya. Secara sederaha dipahami sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pendidikan jarak jauh hingga penyampaian materi pendidikan jarak jauh tersebut dapat dilakukan dengan baik. Sarana penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi.Kemunculan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali.Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online, baik pendidikan formal atau non-formal, dengan menggunakan fasilitas Internet.Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke pendidikan magister secara online ke salah satu Perguruan tinggi yang diminatinya.
Lalu juga PJJ pun selalu dikaitkan dengan erat dengan E-Learning, karena keduanya hampir sama karakteristik dan metode pembelajarannya. E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia.  E-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata laine-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer.Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi salah satu pilihan untuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain pesatnya fasilitas teknologi informasi, dan perkembangan pengguna internet di dunia saat ini berkembang dengan cepat. Penggunaan internet menjadi suatu kebutuhan dalam mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari.Apalagi dengan tersedianya fasilitas jaringan (Internet infrastructure) dan koneksi internet (Internet Connections), serta tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course tools).Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata laine-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer. Kemudian karakteristik e-learning dalam PJJ antara lain adalah:
  • Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
  • Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
  • Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
  • Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology). (Purbo, 2001).Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi.Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap’ teknologi.Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan untuk maju.
Bisa di bilang PJJ zaman modern ialah E-Leaning. Walaupun mungkin tidak mudah untuk menerapkan e-learning tersebut di Indonesia, karena internet di Indonesia pun masih terbatas, masih banyak di daerah-daerah bahkan yang belum mengenal internet, sehingga yang paling tepat untuk di terapkan di Indonesia ialah PJJ, sebab walaupun tanpa internet pun PJJ dapat berjalan proses belajarnya. Dan menurut saya sendiri dengan adanya PJJ sendiri pun belum cukup untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia, karena PJJ pun masih terbatas, hanya masih di daerah-daerah tertentu saja, dan belum merata ke seluruh pelosok negeri Indonesia. Namun hadirnya PJJ tersendiri juga membawa pengaruh yang positif juga, karena telah memberikan warna baru di dunia pendidikan di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Karena mungkin ada seseorang yang bosan dengan belajar dengan bertemu guru tau betatap muka atau juga harus pergi kesekolah, namun PJJ berbeda dengan metode pembelajaran lainnya. Dan saya juga mengharapkan peran pendidikan jarak jauh, e-learning dan juga pendidikan luar sekolah untuk membantu permasalahan pendidikan di Indonesia, supaya nantinya tidak ada lagi anak-anak dan penduduk Indonesia yang tidak bersekolah.





.

 

 

 

BAB 3. Penutup


3.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulannya ialah Pendidikan jarak jauh atau e-learning merupakan suatu pola pendidikan alternatif yang bertujuan agar memungkinkan pembelajaran terjadi kapan saja, dimana saja dengan menganut pendekatan pendidikan terbuka. PJJ pun mengubah paradigma berpikir tradisional bahwa pendidikan hanya dapat dilaksnakan oleh guru didalam ruang kelas. Selama perjalanannya, karena karaktersitiknya yang menuntut digunakannya teknologi telekomunikasi sebagai jembatan penghubung antara peserta belajar dan pengajar, maka sejarah perkembangannya juga dipengaruhi oleh perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri.Pesatnya perkembangan teknologi juga meningkatkan kebutuhan akan pendidikan profesional yang berkelanjutan. Perubahan orientasi pendidikan pada pendidikan yang berkelanjutan ini melahirkan konsep pendidikan yang lebih terbuka yang dapat mengakomodasi proses belajar sepanjang hayat dan bagi semua. Teknologi informasi dan komunikasi yang kian berkembang merupakan salah satu prasarana yang dapat meningkatkan intensitas interaksi dalam proses belajar jarak jauh. Munculnya PJJ ini juga karena untuk mengatasi masalah pendidikan formal atau sekolah yakni, masih banyaknya anak-anak yang tidak sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan. Namun juga dalam pelaksanaannya pun tak lepas dari beberapa keterbatasan dan  kendala juga.








 

Daftar Pustaka


Suparman, Atwi. 2004. Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek. Jakarta: Universitas Terbuka.
Belawati, Tian. 2003. Penerapan e-learning dalam pendidikan jarak jauh di Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Budi Mulia, Samali T. 1989. Program Belajar Jarak Jauh Pejabat Pemberian Kartu Kredit Sebagai Salah Satu Jawaban Terhadap Pemanfaatan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Schramm, Wilbur. 1977. Big Media and Little Media. Beverly Hills : Sage.
Motik, Indrayarti Swarna Dewi. 198. A Case Study of The Tutorial Pogram at The Jakarta Regional Ofice of The Universitas Terbuka. Syracuse, New York State: Stracuse University.
Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. 2002.Teknologi E-Learning Berbasis PHP. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Keegan, D. 1986. The Foundation of Distance Education. London : Croom Helm
Sudjana, D. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production

 

Catatan Kaki




1)Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).  99-101
2)Bullen, M. (2001), e-Learning and the Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology 1(1), 37-46.
3)Adria, M., & Woudstra, A. (2001). Who's on the line? Managing student communications in distance learning using a one-window approach. Open Learning , 16 (3), 249-261.
4) Wilbur Schramm (1981:1) PJJ ialah pengajaran jarak jauh menggunakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar diluar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh guru dan sekolah mana pun


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarana Prasarana Pendidikan Formal dan Nonformal

BAB II PEMBAHASAN A.       Peran Pendidik dalam Perencanaan Kebutuhan Sarana, Pengadaan, Inventarisasi, Penataan/Penyimpanan, Pemakaian, Pemeliharaan, Penghapusan dan Pengawasan Sarana dan Prasarana di PKBM 13 Cipinang 1.       Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Menurut Suharsimi Arikunto (1987), sarana pendidikan ialah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar mencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Prasarana pendidikan adalah alat yang tidak langsung yang digunakan untuk pencapai tujuan pendidikan. Yang termasuk prasarana misalnya ; Bangunan sekolah, lapangan olahraga, asrama guru, dan sebagainya.   2.       Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana Meurut Ari Gunawan (1996) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan da...

penerapan andragogi

Penerapan andragogi dalam Metode Pembelajaran Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa berimplikasi pada penggunaan teknik pembelajaran yang dipandang cocok digunakan di dalam menumbuhkan perilaku warga belajar. Knowles mengklasifikasi teknik pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar berdasarkan tipe kegiatan belajar, yakni; sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan belajar pada pendidikan orang dewasa masih merupakan kegiatan belajar yang paling efisien dan paling dapat diterima serta merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa belajar. Oleh karena, kegiatan belajar merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa, maka penggunaan metode belajar diperlukan berdasarkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Metode belajar orang dewasa adalah cara mengorganisir peserta agar mereka melakukan kegiatan belajar, baik dalam bentuk kegiatan teori maupun praktek. ( Anonim: 2006) Metode pembelajaran yang dapat dig...

Tenaga Kependidikan Dalam Pendidikan Luar Sekolah

Tenaga PNF, yang disebut juga PTK-PNF (Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Pendidikan Nonformal). Berikut adalah ketenagaan PNF : Pendidik pada PNF :   Pamong Belajar adalah PNS yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan model, pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program PNFPI sesuai dengan Kepmenko-wasbangpan.  Pendidik atau pamong PAUD adalah Tenaga honorer yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melaksanakan pembelajaran pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini jalur nonformal seperti kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis .   Instruktur Kursus adalah Tenaga Pendidik yang bertugas untuk melaksanakan pembelajaran bagi warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan tertentu yang dapat digunakan untuk keterampilan hidup dan dimanfaatkan sebagai mata pencarian.  Tutor Pendidikan NonFormal (PNF) adalah anggota ma...