Langsung ke konten utama

Globalisasi Media




Globalisasi Media
            Media, sebuah kata yang sedikit namun memiliki banyak makna dan pengaruh bahkan sangat berpengaruh di era sekarang, dimana realita era masa kini kita bisa rasakan bersama-sama ialah masanya teknologi salah satunya ialah media. Media sendiri mulai berkembang khususnya di Indonesia sejak era reformasi dimana sejak itu hak-hak untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi mulai diperjuangkan sebagai hak asasi manusia (HAM). Perlahan-lahan perkembangannya pun begitu luar biasa pesat dari mulai media cetak hingga media elektronik bahkan sekarang sedang booming ialah media sosial (jejaring sosial).
            Perkembangan yang begitu pesat khususnya media pertelevisian dan media sosial pun, bahkan mampu membawa keuntungan yang sangat besar bagi pemiliknya, hingga tak heran era sekarang begitu banyak media yang muncul, berkembangnya media sendiri pun membawa dampak luar biasa positif dan luar biasa negatif, mengapa demikian?.  Bagaimana mungkin di era sekarang masyarakat lebih menyukaisocial media ketimbang kitab suci misalnya, contoh dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang membuka facebook atau twitter lebih lama ketimbang ia membaca Al-qur’an, bahkan tak jarang masyarakat di era sekarang lebih suka membuka jejaring sosial ketimbang membaca kitab suci, serta masyarakat pun lebih percaya kepada media ketimbang pemerintahan mereka sendiri, yaitu presiden, DPR dan lain-lain, bahkan lewat medialah masyarakat bisa tejadi konflik dan membuat opini-opini di dalam masyarakat. Lebih hebat lagi dunia pun bisa berubah hanya lewat media, karena media sendiri lebih berpengaruh ketimbang sebuah nuklir. Bagaimana tidak luar biasa pengaruh yang dibawa oleh sebuah media.
            Dampak positifnya sendiri sangat banyak akibat pengaruh dari media itu sendiri antara lain membuka pikiran kita lebih jauh kembali dengan informasi-informasi yang lebih luas hingga membuka cakrawala kita, bahkan di era sekarang cukup dengan duduk dirumah dengan mempunyai sebuah handphone yang bisa browsing kita pun dapat mengetahui seluruh informasi dan kejadian di seluruh dunia dengan duduk manis di rumah tanpa bepergian ke luar negeri. Contoh nyata kekuatan media dimana sebuah kekerasan yang terjadi di Myanmar terhadap kaum etnis Rohingya yang dilakukan oleh pemerintah setempat pun akhirnya melalui pemberitaan di media munculah banyak bantuan terhadap kaum etnis Rohingya dari seluruh dunia. Kemudian juga dapat membawa pengaruh dari ruang lingkup yang sangat kecil yaitu diri sendiri, dimana seseorang berubah gaya penampilannya akibat media.Dan masih banyak manfaat yang luar biasa besar lainnya. Sangat luar biasa pengaruh yang ditimbulkan oleh media dari lingkup yang luas dan besar seperti dunia bahkan hingga ruang lingkup yang kecil yakni diri kita sendiri.
            Namun seiring perkembangannya media, fenomena-fenomena yang terjadi malah sebaliknya ada beberapa media yang justru mencederai nilai-nilai dari media tersebut yakni membawa berita yang benar dan jujur kepada masyarakat, perkembangannya banyak berita yang terkadang suka dilebih-lebihkan, di kurangi, sebuah berita yang tidak perlu diberitakan (contoh: pornografi), di hilangkan faktanya atau yang lebih gawat lagi ialah sebuah berita bohong (isu) demi mencapai kepopuleran, menaikkan rating dan share di masyarakat, karena persaingan antara media-media yang cukup bersaing.
Itulah yang nantinya akan menimbulkan opini-opini publik akibat media, seperti contoh sebuah ormas FPI yang selalu diangkat oleh media tentang kekerasannya, tentang arogansinya, namun media sendiri jarang mengangkat FPI ketika ormas tersebut melakukan sebuah hal mulia dengan menegakkan Amar ma’ruf nahi mungkar, dan akhirnya opini di publik pun terbentuk bahwa FPI adalah sebuah ormas yang suka kekerasan walaupun media sendiri tak pernah menyampaikan seperti itu namun karena media selalu mengangkat tentang kekerasan yang ada dalam ormas tersebut, maka munculah sebuah opini kekerasan dalam ormas tersebut.
            Islam sendiri menanggapi dengan adanya media itu sangat menyambut baik, apalagi kalau di dalam media tersebut benar-benar menyampaikan berita yang benar dan seimbang, amanah serta tidak merugikan orang lain. Dan apalagi kalau di dalam sebuah media terebut bisa mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan beribadah kepada Allah atau berdakwah. Namun perkembangan media Islam khususnya di Indonesia tidak begitu berjalan dengan baik, lihat saja media pertelevisian di Indonesia yang semuanya bersifat umum atau mungkin lebih ekstrem lagi kebanyakan media-media pun sudah bersifat liberal bahkan dikuasai oleh kaum yahudi dan nasrani, pernah ada pemberitaan bahwa media pertelevisian Islam di Indonesia dilarang, walaupun sekarang muncul pertelevisian Islam,namun tetap saja tak sepopuler media-mdia liberalisdan tidak sepopuler media-media televisi lainnya, bagaimana bisa media Islam televisi di Indonesia dilarang, berarti ada pihak-pihak tertentu yang sengaja melarang berdirinya media televisi berbasis Islam, opini saya sendiri mereka pun takut bahwa nantinya dengan media tersebut khususnya umat Islam akan semakin lebih mengetahui tentang ajaran Islam yang benar dan media Islam itu sendiri nantinya bisa menjadi alat pemersatu umat Islam.
            Akibat dari tidak ada media pertelevisian Islam tersebut, ialah lihat saja semakin bebasnya acara-acara di media televisi yang sekarang dengan sering memunculkan beberapa acara yang menarik yang kalau boleh di bilang sebagai sebuah “pembodohan umat Islam”, seperti sinetron  dan film yang mengandung banyak unsur yang di larang oleh Islam, dengan memperlihatkan aurat, membawa gaya-gaya (style) dari barat, fitnah, tidak ada adab sopan santun, bahkan mengajarkan berzina. Walaupun sekarang marak sinetron dan film-film bertemakan Islam namun tetap saja masih banyak yang mengandung unsur-unsur diatas tersebut atau tidak ada bedanya dengan sinetron-sinetron biasa.
Kemudian juga ada acara yang mengandung unsur mistis, walaupun mungkin bertujuan untuk membuktikan adanya mahluk seperti jin dan setan, namun apabila pemahaman masyarakat atau opini masyarakat berbeda maka bisa di khawatirkan nantinya akan menimbulkan unsur Syirik kepada Allah. Hampir seluruh pertelevisian Indonesia menayangkan hal-hal yang jauh dari unsur keislaman dan ini akan membawa dampak negatif yang luar biasa khususnya kepada generasi muda yang sekarang sedang di bodohi oleh style ala Korea, di bodohi oleh twitter karean remaja sekrang mulai lupa waktu ketika mengakses jejaring sosial, bahkan di bodohi dengan gaya-gaya ke barat-baratan atau meniru gaya barat sekarang yang pakaian tersebut jauh dari nilai-nilai Islam. Walaupun ada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sekalipun tetap saja masih banyak film-film yang nantinya akan merusak ahlak dan moral di pertontonkan di tv ataupun di bioskop. Lihat saja kasus penembakan di Colorado akibat pelaku terinspirasi oleh sebuah film dan game online.
            Dan yang lebih mengkhawatirkan kembali akan sebuah berita-berita tentang Islam yang bersifat bohong atau isu, seperti sebuah media massa yang terkenal yang memberitakan bahwa Rohis itu ialah cikal bakal teroris, apa opini yang terbentuk di dalam masyarakat apabila mereka mendengar dan melihat pemberitaan tersebut, mungkin saja orang tua enggan mensekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah Islam, mungkin saja anggota Rohis disekolah atau di kampus akan dikucilkan oleh temannya sebab dianggap sebagai calon teroris, atau mungkin para perusahaan atau donatur yang biasa menginfakkan hartanya ke Rohis akan berhenti menginfakkan karena pemberitaan tersebut.
Lalu juga ada banyak pemberitaan yang menyudutkan Islam sendiri, seperti: pemberitaan orang Islam sama dengan teroris, korupsi sama dengan orang Islam yang paling luar biasa mengkhawatirkan hingga pelecehan terhadap agama Islam, seperti film Innocence Of Muslims yang kemudian diunggah di youtube, sehingga menimbulkan dampak yang luar biasa, namun dikhawatirkan apabila anak-anak dibawah umur yang melihat film tersebut apakah yang nanti ada dipikiran mereka mengenai Islam dan Nabi Muhammad.
Kemudian secara fakta dan logika Amerika Serikat telah hampir membunuh kurang lebih 1 juta jiwa warga Irak dan jutaan lainnya mengalami luka-luka, namun apakah media pernah memberitakan bahwa Amerika bisa dikatakan lebih kejam ketimbang teroris, tapi justru teroris dan teroris kembali yang selalu diangkat dan tak lain tak bukan selalu mengarah kepada agama Islam.Begitu luar biasa dampak yang akan terjadi dengan sebuah pemberitaan yang disampaikan oleh sebuah media, dan beberapa penyebabnya antara lain ialah kekuatan media yang dipegang oleh kaum nasrani dan yahudi, sementara media-media Islam di dunia sendiri kurang memiliki kekuatan atau berpengaruh, dan Allah sendiri berfirman “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Al-Baqarah: 120).
            Itulah mengapa kita sebagai umat Islam harus lebih jeli dan lebih melihat lagi dengan baik, pembodohan-pembodohan yang akan terus dilakukan oleh kaum nasrani dan yahudi, khususnya kepada umat Islam, sebab pembodohan-pembodohan yang dilakukan oleh kaum nasrani dan yahudi tersebut bersifat tipu daya, dan terlihat sangat efektif ketika mereka melakukan pembodohan lewat jejaring sosial yang di era sekarang telah masuk ke dalam kebutuhan pokok manusia khususnya di Indonesia termasuk mahasiswa, bagaimana tidak seseorang lebih baik online ketimbang makan atau ketimbang belajar atau yang lebih parah hingga lupa beribadah.
Bayangkan saja anak SD sekarang sudah kecanduan online, bagaimana dengan generasi Islam selanjutnya lalu bagaimana dengan generasi bangsa selanjutnya. Ada sebuah tulisan berbunyi, “Bilaseorangustadz yang telahterjangkiti virus liberalismberceramah di sebuah masjid, makajumlahjamaah yang mendengarkancelotehannyatersebut paling 200 orang. Namun, seorangwartawan atau media massa yang telahterjangkiti virus liberalismbisamenularkanpenyakitnyakepadaribuanpembaca, setiaphari dan bisa mencapai jutaan pembacanya yang terjangkiti”. Kemudian Allah juga berfirman “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan” (Luqman:6).
Firman Allah pun benar bahwa nantinya ada seseorang yang akan menyesatkan agama Allah bahkan itu dari Islam sendiri seperti media-media liberal yang tealh dikuasai oleh pihak-pihak yang membenci Islam sendiri, Jaringan islam Liberal (JIL) dan lain sebagainya.
Kita sendiri pun sebagai umat Islam harus segera bangkit dari pembodohan-pembodohan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Islam dan bahkan berniat menghancurkan Islam perlahan-lahan melalui lewat media khususnya.Prof. Dr. HM AmienRais pun pernah berkata dalam sebuah dialog bahwa “Umat Muslim di dunia, menurutnya, sebanyak 1,7miliardarijumlahpenduduktujuhmiliar. "Namunkekuatan media umat Islam laksanabecakmelawanpanser.Takadabandingan media massamilikBarat yang kinimenguasaidunia".
Apabila pembodohan ini terus dibiarkan maka nanti akan banyak dampak negatif yang muncul, dari mulai kerusakan moral, kerusakan ahlak, munculnya ideologi liberal bahkan bisa menimbulkan konflik antar sesama umat Islam. Bagaimana dengan sebuah seseorang pun dapat merubah dunia, tanpa dengan nuklir atau kekerasan. Seharusnya kita pun sadar bahwa sekarang kita sedang mengalami pembodohan terhadap umat Islam bahkan terhadap diri kita masing-masing.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Jadi jangan terus berlarut-larut dengan pembodohan tersebut atau tertipu daya dengan semua itu, jadi kalau Islam ingin maju maka bangunlah sebuah media, bangunlah sebuah teknologi Islam dengan membuat sebuah media yang modern, yang menyampaikan sebuah hal denga penuh amanah dan istiqomah, serta menjunjung tinggi Al-qur’an dan hadits sebagai pedoman penyampaian berita dan informasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarana Prasarana Pendidikan Formal dan Nonformal

BAB II PEMBAHASAN A.       Peran Pendidik dalam Perencanaan Kebutuhan Sarana, Pengadaan, Inventarisasi, Penataan/Penyimpanan, Pemakaian, Pemeliharaan, Penghapusan dan Pengawasan Sarana dan Prasarana di PKBM 13 Cipinang 1.       Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Menurut Suharsimi Arikunto (1987), sarana pendidikan ialah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar mencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Prasarana pendidikan adalah alat yang tidak langsung yang digunakan untuk pencapai tujuan pendidikan. Yang termasuk prasarana misalnya ; Bangunan sekolah, lapangan olahraga, asrama guru, dan sebagainya.   2.       Hakikat Manajemen Sarana dan Prasarana Meurut Ari Gunawan (1996) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan da...

penerapan andragogi

Penerapan andragogi dalam Metode Pembelajaran Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa berimplikasi pada penggunaan teknik pembelajaran yang dipandang cocok digunakan di dalam menumbuhkan perilaku warga belajar. Knowles mengklasifikasi teknik pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar berdasarkan tipe kegiatan belajar, yakni; sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan belajar pada pendidikan orang dewasa masih merupakan kegiatan belajar yang paling efisien dan paling dapat diterima serta merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa belajar. Oleh karena, kegiatan belajar merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa, maka penggunaan metode belajar diperlukan berdasarkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Metode belajar orang dewasa adalah cara mengorganisir peserta agar mereka melakukan kegiatan belajar, baik dalam bentuk kegiatan teori maupun praktek. ( Anonim: 2006) Metode pembelajaran yang dapat dig...

Tenaga Kependidikan Dalam Pendidikan Luar Sekolah

Tenaga PNF, yang disebut juga PTK-PNF (Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Pendidikan Nonformal). Berikut adalah ketenagaan PNF : Pendidik pada PNF :   Pamong Belajar adalah PNS yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan model, pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program PNFPI sesuai dengan Kepmenko-wasbangpan.  Pendidik atau pamong PAUD adalah Tenaga honorer yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang melaksanakan pembelajaran pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini jalur nonformal seperti kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis .   Instruktur Kursus adalah Tenaga Pendidik yang bertugas untuk melaksanakan pembelajaran bagi warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan tertentu yang dapat digunakan untuk keterampilan hidup dan dimanfaatkan sebagai mata pencarian.  Tutor Pendidikan NonFormal (PNF) adalah anggota ma...