Dalam Sekejap Berubah
Beberapa bulan terakhir ini mayoritas
penduduk dunia mengalami ujian yang begitu besar, bukan merupakan sebuah
bencana alam seperti Tsunami, gempa bumi dan bencana alam lain, melainkan
sebuah wabah virus yang awalnya terjangkit di sebuah Kota Wuhan, China, namun
wabah virus ini begitu menyebar dengan cepat ke seluruh Kota Wuhan saat ini
ratusan negara pun terjangkit wabah ini, termasuk Indonesia.
Mungkin tidak ada yang pernah menebak
bahwa wabah ini menjadi ujian yang begitu besar, virus yang tak kelihatan
secara kasat mata ini bisa menjangkiti siapa pun dengan penyebarannya yang
cepat dari manusia ke manusia yang lain, apalagi hingga saat ini virus ini
masih belum ada penawar penyembuhnya. Salah satu menguranginya jelas
menghindari tempat keramaian dan lebih baik berdiam dirumah.
Akhirnya munculah peraturan dan
kebijakan dimana kita bekerja, belajar dan kegiatan sehari – hari dilakukan di
rumah untuk meminimalisir penyebarannya karena Indonesia sendiri sudah mencapai
ribuan yang terjangkit dengan ratusan yang meninggal, walaupun sudah ada yang
sembuh pula.
Awalnya mungkin negara ini begitu
sombong dengan mengklaim 0 kasus untuk wabah ini lalu melakukan berbagai
kebijakan yang bukan mencegah wabah ini, namun ketika sudah menjadi pandemik
barulah pemerintah melakukan kebijakan, namun tetap lama untuk kebijakan untk
pembatasan sosialnya tersebut.
Saat ini ketika kita berada di luar
banyak keanehan yang terjadi, yakni sepinya jalan raya yang biasanya, kosongnya
commuter line dari bekasi ke jakarta dan sebaliknya, lalu banyak tempat wisata,
pertokoan serta mall yang akhirnya tutup, serta banyak beberapa jalan yang
ditutup (lockdown) untuk meminimalisir penyebaran wabah ini karena yang kita
tahu tenaga kesehatan serta tempat ruangannya pun terbatas, jika semakin banyak
yang terkena wabah ini maka akan sangat bahaya untuk penanganannya, sebab tentu
kita semua tidak mau negara ini nasibnya seperti Spanyol dan Ekuador.
Jelas ini merupakan ujian atau bahkan
azab dari Allah kepada hambanya yang mungkin sudah terlalu berlebihan zalim
serta berbuat kerusakan di muka bumi ini. Ingat ketika Allah menurunkan Azab,
maka siapapun akan merasakan termasuk seorang yang alim sekalipun. Ujian yang
dipikir-pikir sederhana, akan tetapi dampaknya amat luar biasa bagi seluruh
manusia.
Allah juga berfirman dalam Al-Baqarah 155, Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ
وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah: 155)
Jadi bersabarlah dan ikhlas
menghadapi ujian ini, lalu mengikuti himbauan yang diperintahkan oleh para ahli
tenaga kesehatan, termasuk dengan masalah ibadah dimana saat ini masjid ditutup
untuk shalat berjama’ah, padahal shalat berjama’ah levelnya wajib bagi seorang
laki-laki ditambah lagi shalat jum’at, namun kondisinya berbeda karena ada
wabah sehingga ada keringanan bagi para umatnya untuk menjalankan ibadah di
rumah.
Virus ini memang dibilang aneh, ada
penderita yang bergejala seperti batuk, demam dan lainnya, serta ada pula
penderita yang tidak bergejala namun hal buruknya bisa menularkan ke orang lain
oleh orang yang penderita non bergejala ini, sehingga sangat berbahaya apalagi
dengan kondisi orang lain yang imunnya lemah, bisa mengakibatkan kematian.
Saat ini kita hanya bisa berupaya
untuk terhindar dengan virus ini bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk
keluarga dan orang dekat dengan kita, kalaupun terjangkit berarti mungkin sudah
takdir dari Allah SWT dan kita pun harus sabar dengan ujian ini, sebab jika
kita bersabar maka pahala dan gugurnya dosa kita, kalaupun meninggal bisa
dikatakan mati syahid dengan syarat kita ikhlas menerima ujian ini.
Jadi wabah ini bukan merupakan aib
dan hal yang buruk, sebab wabah ini memang menjangkiti seluruh manusia dan yang
saat ini bisa kita lakukan terus support para tenaga kesehatan, banyak
beribadah ketika di rumah (bisa shalat berjama’ah, dzikir, membaca qur’an dan
lainnya), berdoa untuk yang sakit diberi kesembuhan, lalu meminta kepada Allah
untuk mengangkat wabah ini, bertauba, serta menolong para tenaga kesehatan
dengan menyumbangkan sesuatu yang bisa berguna.
Selama di rumah banyak hal yang
berubah saya rasakan, seperti mandi 2x sehari pagi dan sore, makan masakan ibu
3x sehari, shalat berjama’ah dengan keluarga yang mungkin terkahir kali SMP
atau SMA dilakukan, tilawah Qur’an yang rutin hampir setiap hari, bermain
bersama keponakan serta menikmati kebersamaan bersama keluarga yang biasanya
hanya terjadi sabtu serta hari ahad saja.
Yuk perbanyak bersyukur dengan Allah
atas apa yang saat ini kita rasakan, perbanyak bersabar atas semua ujian ini
dan perbanyak berdoa agar Allah melindungi diri kita serta keluarga., serta tak
lupa sering membantu orang lain atau sesama.
#DirumahAja #Bersyukur #Berdoa
#Menolong #Bersabar
Komentar
Posting Komentar