| Pendidikan
bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai
orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 ) pendidikan berarti
menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu
penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain.
Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti
sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Ilmu disebut juga pedagogik,
yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ” Pedagogics ”.
Pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ” pais ” yang artinya anak, dan ” again ”
yang artinya membimbing. Poerbakwatja dan Harahap ( 1982 : 254 )
mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti yaitu : (1) peraktek, cara
sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan
metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran yang disebut juga
pendidikan.
Orang yang memberikan bimbingan kepada aak disebut pembimbing atau ”
pedagog”, dalam perkembangannya, istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa
secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian
tumbuh konsep pendidikan seumur hidup ( lifelong education ), yang
berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung
seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. Untuk
memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini dikemukakan
sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
- Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
- Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989).
- Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal (Mudyahardjo, 2001:6)
- Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10)
- Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan
(seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan
sebagainya (Dictionary of Psychology, 1972).
- Dalam arti luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang
dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap, 1981).
- Menurut John Dewey pendidikan merupakan
proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut
daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan
yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
- Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(UUSPN No. 20 Tahun 2003).
1. Hakekat dan Teori Pendidikan
Mudyahardjo (2001:91) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai :
- Asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
- Definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan
makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
- Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari
kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan
belajarnya;
- Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik, dan
- Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan
berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan
individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti :
- Sosiologik memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu
mengartikan pendidikan sebagai usaha pewarisan dari generasi ke
generasi.
- Antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke generasi.
- Psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu,
yaitu mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu
secar optimal. Psikologi menurut Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah
studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam
keseluruhan ruang hidupnya.
- Ekonomi, yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal
insani (human capital) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa.
- Politik yang melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara
yang diharapkan (civilisasi) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang
tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek,
teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana
soyogyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang
pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan disusun
seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek
pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif
memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada
hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
2. Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Pada dasarnya ”mengajar” adalah membantu (mencoba membantu) seseorang
untuk mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu
tidak ada kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya
mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan
dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan
melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui :
- Bimbingan yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi,memecahkan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.
- Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi
dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan
peserta didik.
- Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan
bukanlah antara pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran
sebagai suatu profesi dengan pendidikan.
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan
rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20
tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Konsep dan Makna Belajar
1. Konsep Belajar.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun
implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka
dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah :
- Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,
penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
- Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan
reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan
pola hidup.
- Sikomotorik yaitu kemepuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
Belajar Menurut Pandangan Skiner.
Belajar menurut pandanag B.F.Skiner (1958) adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Menurut Skiner dalam belajar ditemukan hal-hal berikut :
- Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar,
- Respon si belajar,
- Konsekwensi yang bersifat menggunakan respon tersebut,baik konsekwensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.
Skinner menbagi dua jenis respon dalam proses belajar yakni :
- Respondents response yaitu respon yang terjadi karena stimuli
khusus, perangsang-perangsang yang demikian ini mendahului respons yang
ditimbulkannya.
- Operants conditioning dalam clasical condotioning menggambarkan
suatu situasi belajar dimana suatu respons dibuat lebih kuat akibat
reinforcement langsung yaitu respon yang terjadi karena situasi random.
Menurut Skinner mengajar itu pada hakekatnya adalah rangkaian
dari penguatan yang terdiri dari suatu peristiwa dimana prilaku terjadi,
perilaku itu sendiri, dan akibat perilaku.
Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne
Menurut Gagne (1970), Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan
hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar. Belajar terdiri dari tiga
komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan
dari acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal
dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan
informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan
siasat kognitif.
Robert M. Gagne mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu hirarki dari paling sederhana sampai paling kompleks yakni :
- Belajar tanda-tanda atau isyarat (signal learning) yang
menimbulkan perasaan tertentu, mengambil sikap tertentu,yang dapat
menimbulkan perasaan sedih atau senang.
- Belajar hubungan stimulus-respons (stimulus response-learning)dimana respon bersifat spesifik, tidak umum dan kabur.
- Belajar menguasai rantai atau rangkaian hal (chaining learning)
mengandung asosiasi yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan
motorik.
- Belajar hubungan verbal atau asosiasi verbal (verbal association)
bersifat asosiatif tingkat tinggi tetapi fungsi nalarlah yang
menentukan.
- Belajar mebedakan atau diskriminasi (discrimination learning) yang menghasilkan kemampuan membeda-bedakan berbagai gejala.
- Belajar konsep-konsep (concept learning) yaitu corak belajar yang
menentukan ciri-ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu
pula pada berbagai objek.
- Belajar aturan atau hukum-hukum (rule learning) dengan cara
mengumpulkan sejumlah sifat kejadian yang kemudian dalam macam-macam
aturan.
- Belajar memecahkan masalah (problem solving) menggunakan aturan-aturan yang ada disertai proses analysis dan penyimpulan.
Inti dari pembelajaran tersebut adalah interaksi dan proses
untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik
yang menghasilkan suatu hasil belajar.
Ada tiga aspek perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget yaitu :
- Struktur, yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan pisik, tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak.
- Isi, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon
yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau masalah yang
dihadapinya.
- Fungsi, yaitu cara yanag digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual.
Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa belajar dalam hal ini dapat
mengandung makna sebagai perubahan struktural yang saling melengkapi
antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan
mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.
Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers
Menurut pendapat Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi)
praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukuan pada
siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang
dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
Langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh
guru menurut Rogers adalah meliputi : guru memberi kepercayaan kepada
kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa
membuat kontrak belajar, guru menggunakan metode inquiri atau belajar
menemukan (discovery learning), guru menggunakan metode simulasi, guru
mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan
berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator
belajar dan sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram agar
tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 1999:17).
Jadi dapat ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk
membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang
baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang
dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar.
Kebebasan itu hanya dapat di pelajari dengan memberi anak didik
kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya sendiri, hal ini
dilakukan dalam konteks belajar.
Belajar Menurut Pandangan Benjamin Bloom
Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi
menurut Benjamin Bloom (1956) menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu :
domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang
terdiri atas 6 macam kemampuan yang disusun secara hirarki dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan penilaian; domain afektif
mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami dan menghayati
sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara
hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai,
pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu
kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan
terdiri dari : gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual,
kemampuan jasmani, gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
Jadi dapat ditegaskan bahwa belajar adalah perubahan kualitas
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf
hidupnya sebagai pribadi, masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa.
Belajar Menurut Pandangan Jerome S. Bruner
Menurut Bruner (1960) dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga
fase yaitu : informasi, transpormasi dan evaluasi.Bruner mengemukan
empat tema pendidikan, tema pertama mengemukan pentingnya arti struktur
pengetahuan, tema kedua ialah tentang kesiapan (readines) untuk belajar,
tema ketiga menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan, tema
keempat ialah tentang motivasi atau keinginan untuk belajar, dan
cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.
Bruner menyimpulkan bahwa pendidikan bukan sekedar persoalan teknik
pengelolaan informasi, bahkan bukan penerapan teori belajar dokelas atau
menggunakan hasil ujian prestasi yang berpusat pada mata pelajaran.
2. Teori Belajar
Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar
menurut pandangan psikologi yaitu teori disiplin mental, teori
behaviorisme dan teori cognitive gestalt-filed.
a. Teori Disiplin Mental
Teori belajar ini dikembangkan tanpa didasari eksperimen, ini berarti
dasar orientasinya adalah filosofis atau spekulatif, teori ini
menganggap bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih.
Teori yang berlawanan sekali dengan teori disiplin mental ialah teori
perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak itu akan berkembang secara
alamiah.
Teori yang berlawanan dengan teori disiplin mental dan pengembangan
alamiah adalah teori apersepsi, yang merupakan suatu asosionisme mental
yang dinamis, didasarkan pada premis fundamental bahwa tidak ada gagasan
bawaan sejak lahir, apapun yang diketahui seseorang datang dari luar
dirinya. Menurut teori apersepsi, belajar merupakan suatu proses
terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan lama yang sudah
membentuk pikiran.
b. Teori Behaviorisme
Ada beberapa ciri dari teori ini yaitu : mengutamakan unsur-unsur
atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanisme, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan menekankan
kepentingan latihan. Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah Thorndike
yang mengemukan tiga prinsip aatu hukum dalam belajar yaitu : belajar
akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan
perbuatan tersebut, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan
ulangan, dan belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan
hasil yang baik.
Prinsip belajar menurut teori behaviorisme yang dikemukan oleh Harley
dan Davis (1978) yang banyak dipakai adalah : proses belajar dapat
terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya,
materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur
sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu proses tertentu
saja, tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga
siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan betul
atau tidak, dan perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan
respon apakah bersifat positif atau negatif.
c. Teori Cognitive Gestalt-Filed
Teori Belajar Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem
solving, dari pengamatanya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di
sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan
hafalan akademis.
Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang
insight yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap
hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak
memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi
selalu satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung
seketika, tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial,
sehingga aktivitas belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti.
Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman
yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari, manakala
perhatian makin ditujukan kepada objek yang dipelajari itu telah
mengerti dan dapat apa yang dicari.
d. Makna dan Ciri Belajar
Menurut para ahli belajar dapat diartikan sebagai proses orang
memperoleh berbagai kecakaapn, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka
belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik antara lain : belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek
kepribadian yang berfungsi terus menerus, belajar hanya terjadi dari
pengalaman yang bersifat individual, belajar merupakan kegiatan yang
bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar menghasilkan perubahan yang
menyeluruh, melibatkan selusuh tingkah laku secara integral, belajar
adalah proses interaksi dan belajar berlangsung dari yang paling
sederhana sampai pada yang kompleks.
e. Prinsip-prinsip Belajar
Ada berbagai prinsip belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi
pendidikan terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan maka hubungan
itu diperkuat, Spread of effect yaitu emosional yang
mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi
kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law of exercice
yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan
penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh
melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
Beberapa prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil
eksperimen para ahli psikologi yang berlaku secara yaitu : motivasi,
pembentukan, kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar,
feedback, response, trial and error , transfer dalam belajar dapat
bersifat positif atau negatif dan proses belajar yang bersifat
individual.
f. Syarat Agar Peserta Didik Berhasil Belajar
Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan
sebagai berikut : kemampuan berpikir yang tinggi bagi para siswa,
menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran, bakat dan minat
yang khusus, menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk
meneruskan pelajaran, menguasai salah satu bahasa asing, stabilitas
psikis, kesehatan jasmani, kehidupan ekonomi yang memadai, menguasai
teknik belajar disekolah dan diluar sekolah.
g. Cara Belajar yang Baik
Cara belajar baik secara umum yaitu : belajar secara efisien, mampu
membuat berbagai catatan, mampu membaca, siap belajar, keterampilan
belajar, memahami perbedaan belajar pada tingkatan sekolah seperti SD,
SMP, dan SMU, dukungan orang tua yang paham akan perbedaan, status harga
diri lebih kurang.
Menurut Rusyam cara dan teknik
mengatasi kesulitan belajar adalah : menetapkan target belajar,
menghindari saran dan kritik yang negatif, menciptakan situasi belajar,
menyelenggarakan remedial program, dan memberi kesempatan agar peserta
didik memperoleh pengalaman yang sukses.
h. Strategi Mempelajari Buku Teks
Salah satu hal yang penting dalam belajar adalah membaca buku teks
yang berisi materi pelajaran.Kiat untuk memahami buku teks disebut
metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review). |
Komentar
Posting Komentar